Listrik Terus Padam di Malra, Ini Penjelasan PLN Maluku

Ambon, Wartamaluku.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) unit induk wilayah Maluku dan Maluku Utara meminta maaf atas terjadinya pemadaman listrik yang terjadi kei besar Kabupaten Maluku Tenggara. Pemadaman ini terjadi akibat adanya cuaca ekstrim.

“Bapak General Manager ucapkan permohonan maaf atas terjadinya pemadaman listrik di daerah Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara. Penyebab pemadaman ini karena adanya cuaca ekstrim. Selain itu, untuk pemadaman tidak ada pemadaman bergilir dimana untuk daya mampu mesin di Elat itu mencapai 840 KW, sementara beban puncak 740 KW jadi ada kelebihan daya 100 KW. Jadi pemadaman ini bukan karena mesin tetapi karena cuaca ekstrim”. Ungkap Manager Komunikasi PT (Persero) PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara Ramly Malawat kepada wartawan di ruang kerjanya, selasa 20/8/2019.

Menurutnya, pemadaman listrik yang terjadi ini bukan saja di Kabupaten Malra tetapi juga hal yang sama terjadi di pulau ambon, Karena itu, PLN selalu berupaya melakukan perbaikan jaringan.

Selain itu, dalam menindaklntujuti steatmen Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Muhammad Taher Hanubun yang mengatakan Indonesia sudah 74 tahun merdeka, namun masyarakat di Maluku Tenggara belum menikmati listrik dengan baik. Terutama kehidupan masyarakat yang ada di Kei Besar yang sangat mengkhawatirkan. Belum lagi adanya pemadaman listrik yang terus menerus di Bumi Larvul Ngabal.

Hal tersebut dijelaskan staf Perencanaan Kantor Wilayah PLN Maluku dan Maluku Utara Samuel Rahantoknan bahwa secara keseluruhan di kabupaten Maluku Tenggara terdapat 191 desa, yang sudah terlistriki 131 desa, sedangkan untuk Kei Besar ada 115 desa, 58 desa sudah terlistriki sedangkan 57 desa masih dalam konstruksi perluasan jaringan maupun pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) baru tepatnya di Lereang maupun desa Rahareng.

Lanjut Putra Maluku Tenggara ini, untuk desa Rahareng sendiri pihak PLN sudah menganggarkan untuk pembangunan PLTD sejak tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019 namun masih terkendala dengan persoalan lahan.

“Desa Rahareng sendiri sudah dianggarkan untuk pembangunan PLTD dari tahun 2016, namun karena persoalan lahan di tahun 2017 pemda mulai memproses pembebasan lahan, sampai tahun 2018 dan hingga saat ini anggaran masih ada namun tidak terkontrak. Tetapi kemarin kita sudah mendapat info bahwa Pemda sudah membebaskan lahan untuk membangun PLTD, ungkapnya.

Kemudian di Elat kita sudah usulkan pembangunan PLTD dengan kapasitas 4×500 kw dan sekarang sudah ada pada proses pengadaan di PLN Pusat jadi kita optimis pertengahan tahun 2020 kei besar akan tuntas. Untuk Rerean juga kita sudah proses pengadaan di Pusat dengan kapasitas 3×100 kw jadi nanti bersamaan terang pada pertengahan tahun 2020, karena prosesnya sangat panjang jadi kita optimis keseluruhan desa di Kabupaten Maluku Tenggara tuntas pada tahun depan”, tuturnya.

Karena tujuan PLN kata Rahantoknan adalah untuk melistriki masyarakat di Timur Indonesia agar masyarakat di Maluku maupun Papua bisa menikmati listrik sama dengan masyarakat yang ada di pulau Jawa. Ungkapnya. (WM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *