Ambon,wartamaluku.com – Sebelum ke Kabupaten Maluku Barat Daya dan Seram Bagian Timur, Komisi V DPR-RI dan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku ,melakukan pertemuan bersama, guna menjawab tantangan dan kebutuhan pembangunan infrastruktur provinsi Maluku.
Rapat yang berlangsung di lantai VI kantor Gubernur Maluku, Selasa malam (01/08/2017), dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Zeth Sahuburua didampinggi Ketua rombongan komisi V Michael Wattimena, ketua Komisi V Fary Djemy Francis, beserta 12 anggota DPR, Dirjen Perhubungan Laut merangkap Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Toni Budiono, Dirjen Pembangunan Daerah Tertentu Johozua Max Yoltuwu, pejabat kementrian dan lembaga mitra kerja komisi V DPR-RI.
Wakil Gubernur Maluku dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Komisi V DPR RI, tentunya merupakan wujud bukti nyata kepedulian Wakil rakyat untuk menjaring, memahami, merespon berbagai aspirasi yang berkembang, yang nantinya menjadi referensi dalam penetapan kebijakan pemerintah.
Dijelaskan, Maluku merupakan provinsi kepulauan dengan luas laut 92,4 persen dan darat 7,6 persen. Tersebar 1.340 pulau, tersebar di 11 kabupaten/kota, 118 kecamatan, 1980 desa dengan jumlah penduduk 1.2 juta jiwa, yang mendiami 162 pulau. Dengan 3 wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Kabupaten Maluku Barat Daya dengan Timor Leste, Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan Australia dan Kabupaten Kepulauan Aru dengan Papua Nugini.
Menurutnya, laut memiliki peranan penting bagi Maluku, namun hal ini tidak menjadi perhatian pemerintah pusat, yang hanya menghitung bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan jumlah penduduk dan luas darat. Dengan dana APBD Rp2,1 Triliun, kata Sahuburua tentu dalam membangun daerah kepulauan ini cukup berat.
Walaupun demikian, Maluku tetapi menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dengan Rp2.1 T bagaiaman kita mau bangun Maluku. Papua dan Aceh mendapat otonomi khusus, tetapi kita konsisten dengan NKRI,”ungkapnya.
Dirinya menjabarkan, ada berbagai permasalahan dan tantangan yang di hadapi dalam membangun Maluku, yakni belum terintegrasi sistim transportasi Maluku, terbatas sarana prasarana transportasi, tingkat kemantapan jalan daerah, belum merata, terbatasnya alokasi APBD di promal, belum meratanya pelayanan komunikasi, terbatasnya capaian layanan elektrifikasi, terbatasnya akses masyakat terhadap air minum, terbatasnya sarana dan prasarana sumber daya air untuk menunjang ketahanan pangan “Atas nama masyarakat Maluku, saya berharap dari rapat ini ada hasil yang baik dalam menjawab permasalahan dan tantangan dalam menjawab pembangunan daerah Maluku,”harapnya.
Sementara itu, Ketua rombongan komisi V DPR RI Michael Wattimena dalam sambutannya, mengatakan dalam kunjungan kali ini, pihaknya membagi rombongan menjadi dua group yang tersebar di dua kabupaten, yaitu Seram Bagian Timur dan Maluku Barat Daya.
“Maksud kunjungan kita untuk melihat secara dekat pembangunan infrastruktur, yang dibiayai APBN serta mengetahui permasalahan yang terjadi ,dalam kaitan pembangunan infrastruktur di maksud,”ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, sebelum pertemuan bersama pemprov Maluku, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan mitra terkait di provinsi Maluku dan mendengar hasil presentasi dari anggkasa pura, Basarnas, BMKG, BPJN IX Maluku, BWS Maluku tentang dinamika kendala yang ada di Maluku.
Setelah kembali dari Maluku, pihaknya bersama pemerintah membahas Rancangan APBN tahun 2018. Sehingga, apa yang menjadi usulan pemerintah daerah akan menjadi catatan kritis untuk di perjuangkan, dalam menunjang infrastruktur di Maluku.(WM-UVQ)