AMBON, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku, Said Assagaff menginstruksikan Camat Kecamatan Banda Neira, Kadir Sarilan, agar meminta warga yang tinggal dalam radius 1 kilometer dari Gunung Api Banda, untuk berhenti beraktivitas dan meninggalkan kawasan tersebut.
“Saya sudah instruksikan Camat untuk minta warga keluar. Nanti kalau statusnya dinaikan lagi, saya minta supaya warga harus mengungsi, jika tidak mau, maka harus dipaksa,” ujar Gubernur Assagaff di Ambon, Sabtu (8/4.
Penegasan Assagaff tersebut disampaikannya, menyikapi pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, yang sudah menaikkan status Gunung Banda Api di Kabupaten Maluku Tengah, Kepulauan Maluku dari Normal menjadi Waspada (Level II).
Sebagaimana diberitakan, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi PVMBG, Gede Suantika mengatakan, aktivitas manusia terlarang dalam radius 1 kilometer dari puncak gunung api itu.
“Tadi pagi saya baru dapat informasi ini. Dan saya langsung menelepon petugas Gunung Api di Banda, tapi belum terhubung. Tapi tadi lewat telepon camat laporkan sudah sosialisasi dan minta warga keluar, ” terang Assagaff.
Dia berharap mudah-mudahan saja tidak ada hal-hal yang perlu dikuatirkan.
“Memang kalau satu daerah gunung api, di tengahnya ada air seperti Gunung Gamalama, yang memiliki danau, akan kebih mudah kita pantau. Begitu suhu air berubah jadi panas, bisa ketahuan kalau status gunung naik. Nah, kalau Gunung Api Banda ini kan tidak ada danau di situ. Paling kita cuma memantau kalau ada binatang-binatang yang sudah keluar dan meninggalkan daerah itu, berarti sudah ada tanda-tanda gunung api mau bereaksi,” paparnya.
Assagaff mengaku akan terus memantau kondisinya lewat laporan dari camat. Atau dengan cara mengecek langsung ke petugas di lapangan. Terutama untuk tahu kondisinya sudah sampai di mana..
“Tentu saja kita harus terus berikhtiar. Meski pengalaman-pengalaman yang lalu-lalu itu, kalau kalau meletus jatuhnya ke arah Timur Laut. Dan itu artinya ke ke laut. Untuk kota agak aman,” ujarnya.
Melalui camat, Gubernur juga sudah meminta warga agar harus terus waspada. “Saya minta masyarakat untuk tetap tingkatkan kewaspadaan. Ada banyak pulau-pulau di sekitar situ. Misalnya ada Pulau Hatta. Mungkin kalau terpaksa mengungsi, berarti sementara bisa mengungsi ke Pulau Hatta,” pungkasnya.
Data yang ada menyebutkan, Gunung Banda Api merupakan pulau gunung api yang dihuni sekitar seribu orang warga. Permukiman warga yang paling dekat dari puncak itu jaraknya sekitar 600 meter.
Letusan terakhir Gunung Banda Api terjadi 9 Mei 1988. Tipe letusannya eksplosif, menghasilkan kolom abu ke atas dengan ketinggain 3-5 kilometer.