Siapa yang tidak mengenal Nama Alexander Bobby Lianto, atau paling sering disapa dengan Bobby Lianto ini. Satu sosok pengusaha yang masih sangat mudah, namun memiliki sejumlah pengalaman dan bakat yang luar biasa dalam memberi kontribusi membangun provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya dalam bidang perumahan. Banyak orang paling sering mewarisi kekayaan orang tua, namun nampaknya ia tidak seperti itu. Bekerja keras, belajar, bertarung dalam dunia kerja, barulah memetik hasilnya, meski mungkin sedikit topangan dari orang tua juga ia bekali.
Ditemui di Kantornya di daerah Kuanino Kupang, bersama Tim Wartawan Majalah TOPIK dan gagasannasional.com sewaktu dalam perayaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) bulan lalu, sosok ini barulah diperoleh keasliannya. Ia dalam suasana santai bersama awak media nasional dan lokal NTT, kisah Boobby mulai dirilis sedikit demi sedikit saat itu. Namun, hal privasi sepertinya ia tidak ingin agar terlampau luas publik mengetahui. Akan tetapi yang lebih menarik ada mimpi besar yang saat ini masih menjadi pekerjaan rumah. Tidak lain, target membangun seribu rumah di Nusa Tenggara Timur.
Hinggga akhir Desember 2015, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estat Indonesia (REI) Nusa Tenggara Timur (NTT) Menargetkan pembangunan 600 hingga 700 unit rumah bersubsidi melalui program sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Itulah satu tekadnya.
Dari jatah 1000 rumah yang ditargetkan di NTT, hingga menjelang hingga akhir tahun permintaan yang datang sudah melampaui angka 500. Demikian pengusaha mudah yang menjabat ketua DPD REI NTT, ini. Untuk tingkat keberhasilan program ini di NTT, Bobby mengaku sangat optimis. Pasalnya, meski NTT dicap sebagai daerah tertinggal, properti dengan harga jual Rp 1 milliar ke atas masih laku dan banyak dicari di. Apalgi untuk rumah bersubsidi dari program sejuta rumah yang harga jualnya jauh dibawa harga pasaran properti.
Optimismenya terhadap geliat dunia properti di NTT ini juga disampaikan kepada Tim sagasannasional.com yang menjumpainya di sela-sela memantau proyek dilapangan.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo mencanangkan program sejuta rumah, dimana Propinsi NTT kebagian jatah untuk membangun 1000 unit rumah bersubsidi. Untuk hal tersebut, kata Bobby saat itu, program sejutah rumah adalah nama program pada era Presiden Joko Widodo. Di masa pemerintahan Presiden ke -6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Program serupa juga pernah ada dengan dengan nama fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan atau FLPP, dimana menteri Perumahannya adalah Pak Suharso Manoarfa. Yang membedakan dari keduanya, di era Presiden Joko Widodo ini konsentrasi kemudahannya lebih penuh dan lebih fokus.
Ia menjelaskan, ada beberapa tambahan dukungan seperti bunga KPR bank diperkecil menjadi hanya 5%. Pada hal masyarakat NTT tahu bunga bank sekarang kisarannya antara 14% hungga 15%. Tapi kreditur rumah bersubsidi cukup banyak 5% saj setiap bulan. Sisa bunganya Pemerntah yang bayar. Kemudian Down Payment atau uang muka juga ditekan hanya 5% dari yang tadinya 10%. Bahkan bisa turun lagi menjadi 1% atau sekitar Rp 1 Juta.
“Ini adalah sebuah terobosan yang dibuat Presiden Joko Widodo untuk program ini. Untuk memudahkan orang supaya bisa memiliki rumah. Meski terobosan itu sampai melanggar aturan dari Bank Indonesi (BI), tapi ini kebijakan dari pusat dan dari Presiden tetap bisa dilakukan.
Kalo mengikuti aturan BI, mereka punya kebijakan yang namanya Loan to Value (LTV)”, kata Bobby saat itu.
Dalam wawancana tersebut, suami dari Juliana Nesia Angelina ini tetap optimis sampai tahun 2016 ini, target dari perusahaannya akan bisa mencapai 1000 rumah sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo.
“Kita tetap berupaya memenuhi target itu, meskipun tantangannya cukup besar. Prinsip saya apa yang di pikirkan dan dilakukan bapak Presiden adalah sesuatu yang luar biasa, dan kita sebagai orang NTT, harusnya lebih giat mendukung dirinya, apalagi pada masa kepemimpinan saat ini, banyak sekali program-program pemerintah yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur”. (majalahtopik/gagasannasional.com)