Ambon,wartamaluku.com-Dua Pegawai Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku diantaranya,Jodhi Satyagraha Budiono dan Dwi Cahyo Ardianto yang berprofesi sebagai Analisis bidang ekonomi,memiliki dua penilaian dan proyeksi atau perkiraan tentang perkembangan ekonomi Maluku di tahun-tahun mendatang .
Menurut Jodhi dan Dwi (Sapaan sehari-hari mereka-red),terdapat dua isu strategis yang akan mampu mendongkrak pendapatan daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Maluku.Diantaranya,Revitalisasi Perikanan melalui Budidaya dan Peluang Pengembangan Pariwisata yang ada di Maluku.
“Setelah kami amati dan mengkaji secara mendalam,nyatanya kedua isu strategis di atas mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku.Dikarenakan,potensi perikanan yang tersedia di laut Maluku dan Sumber Daya Alam (SDA) berupa tempat-tempat wisata yang eksotis yang perlu pengembangan secara serius,”Ungkap Jodhi disela-sela konferensi pers bersama awak media di Ruang Rapat BI Perwakilan Maluku pada Jumat (09/09/2016).
Dirinya pesimis,karena Pemerintah Daerah(Pemda) setempat kurang menjemput kesempatan ini.Mengingat,terdapat empat kendala utama budidaya yakni,produk belum terstandarisasi,akses pasar yang kompetitif,keterbatasan infrastruktur dan keterbatasan pembiayaan.
“Coba bayangkan,analisa Kami prospek pasar dan pengembangan lanjutan bisa melalui Industrialisasi rumput laut menjadi bahan agar-agar(carrageenan)mampu mendorong nilai tambah hingga 200%,juga Diversifikasi produk olahan udang menjadi frozen breaded shrimp mampu mendorong nilai tambah hingga 300% dan menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Selain itu,pasar ekspor Kerapu mampu tumbuh 35,68 % per tahun,dengan pasar utama Tiongkok,terutama Kerapu Muara,”jelasnya. Dwi menambahkan,Kami mempunyai rekomenadsi kebijakan berupa langkah optimalisasi diantaranya,perlunya standarisasi produk perikanan,mendorong ekspansi dan diversifikasi produk udang,mendorong investasi unit pengolahan dan meningkatkan akses pasar produk rumput laut dan penambahan kapasitas dan akses pasar produk ikan Kerapu.
“Sedangkan perkembangan Pariwisata Maluku bisa diamati wisatawan dalam negeri terus bertambah dari waktu ke waktu, wisatawan mancanegara banyak namun dalam tren melambat karena masih didominasi oleh wisatawan berkewarganegaraan Belanda,”tutur Dwi.
Peluang Pariwisata Mancanegara kata Dia,dilihat melalui empat pintu gerbang pariwisata di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yakni Bali,Sulawesi Utara,Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.Dimana,didominasi oleh wisatawan asal Australia sebesar 26 % dan pintu gerbang utama pariwisata berada di Bali dengan pangsa 97,32%.
“Warga Australia lebih sering berkunjung ke KTI karena rentang kendali wilayah yang lebih dekat untuk berlibur tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal,”jelasnya.
Dijelaskan juga oleh Jodhi dan Dwi bahwa wisatawan China,Malasya,Jepang,Australia dan Belanda merupakan pengunjung terbesar di Indonesia.Karena,mempunyai kecocokan dengan karateristik pariwisata di KTI yang memiliki keunggulan berupa keindahan alam khususnya pantai dan laut.Tak lupa juga perlu diperhatikan , sebagian besar wisatawan sangat mempertimbangkan faktor biaya dan makanan-minuman. Mereka berharap,Pemda dapat melihat kedua peluang tersebut.Kebijakan ada pada level Eksekutif dan Yudikatif, dipertimbangkan dilevel Legisatif sehingga terealisasi oleh SKPD yang berwenang.Maluku kaya,namun secara teknis perlu dibenahi secara serius demi kesejahteran Masyarakat Maluku ke depan .(WM-UVQ)