MBD, Wartamaluku.com – Polemik soal status pulau romang yang telah dicemari merkuri akhir-akhir ini menuai perhatian banyak pihak.
pihak Kalesang Lingkungan Maluku bekerjasama dengan Universitas Indonesia, universitas Pattimura, Dinas Kesehatan Propinsi Maluku, Dinas Kesehatan Kabupaten MBD, Polres MBD, Dinas Lingkungan Hidup Kab. MBD, Ikatan Masyarakat Romang, Ikatan Mahasiswa Romang (IMR), walang maluku,dan Masyarakat Romang Menggugat melakukan sosialisasi bahaya penggunaan merkuri (Hg) bagi manusia dan lingkungan. Sabtu, 10/3/2018.
Dalam sosialisasinya, Direktur SEAMEO REFCON (SOUTHEAST ASIAN MINSTERS OF EDUCATION ORGANIZATION REGIONAL CENTRE FOR FOOD AND NUTRITION) Prof.DR.Dr. Muchtarudin Mansyur MD. PHD Yang juga sebgai Ahli toksologi dan merkuri Universitas Indonesia menjelaskan, hingga saat ini para ilmuan belum menemukan obat atau cara mengeluarkan merkuri yang terhirup oleh manusia melalui udara. Hal ini dikarenakan zat merkuri yang telah dihirup maka 90% berpotensi diserap tubuh manusia.
Menurutnya, zat merkuri yang tertelan dapat keluar melalui air seni namun kalau yang dihirup melalui udara maka akan sulit dikeluarkan sebab sudah becampur dengan zat besi dalam tubuh manusia sehingga kalau itu diangkat maka sudah tentu zat besi dalam tubuh akan ikut terangkat sementara tubuh kita sangat memerlukan zat besi untuk penambah darah terang salah satu dosen di fakultas keguruan pads salah satu universitas di jerman ini. Dia mengatakan, selaku seorang peneliti, dirinya tidak bermaksud menggurui namun dia diberi tugas oleh tim yang telah menyurati lembaganya untuk menyampaikan dampak dan gejala merkuri.
Dia menjelaskan, sesungguhnya masyarakat Romang harus bisa mengetahui apa itu merkuri dan gejala apa saja yang ditimbulkan oleh merkuri.
Mansyur menjelaskan bentuk merkuri adalah sejenis logam hanya saja berbentuk cairan dan beratnya 5 kali lipat dari air. Benda tersebut (merkuri red) biasanya dipakai oleh para penamabang liar untuk menangkap dan meleburkan emas jelasnya. Sehingga lanjut dia bahwa pada tahun 2017 lalu Presiden Jokowidodo telah mengeluarkan KEPRES Nomor 1 Tahun 2017 yang isinya tegas menghentikan seluruh bentuk aktifitas penambangan tradisional yang masih menggunakan merkuri.
Menurutnya, Kepres tersebut telah diperjuangkan sejak tahun 2004 lalu namun tidak berhasil sebab bisnis merkuri oleh para mafia tambang sangat menjanjikan karena itu harus tetap dipertahankan. Hal ini kata dia kalau tidak dikendalikan maka akan meeusak lingkungan dan manusia.
Untuk itulah sejak dikeluarkannya Kepres tersebut maka para ilmuan telah berhasil menemukan sebuah metode terbaik lewat regulasi pemerintah untuk melindungi manusia dan lingkungan.
Salah satu Komisioner pada RSU Adam Malik ini berpesan agar mengawasi segala pergerakan tambang liar yang masih menggunakan merkuri. “Jangan sampai ada penambang – penambang liar yang masuk menggunakan merkuri apalagi tanpa ijin sama seperti gunung botak di P. Buru” cetusnya.
Harus pula diingat bahwa jangan lalu kemudian aparat menangkap para penambang liar dari luar yang masuk tapi kemudian masyarakat setempat yang memainkan peran tersebut karena sudah tau caranya itu lebih fatal lagi himbaunya.
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian lembaganya, saat ini ada 850 titik perusahan penambang liar yang masih menggunakan merkuri dalam mengolah emas dan ini kalau tidak dikendalikan maka akan berdampak buruk bagi manusia dan lingkungannya.
Sebab lanjut dia bahwa, yang sangat berbahaya adalah zat merkuri itu kalau sudah dihirup maka tidak bisa dikeluarkan lagi dan merkuri itu tidak pernah hancur atau hilang.
Dan sekali digunakan, maka lebih dari 90% uapnya akan masuk kedalam tubuh dan begitu sudah masuk, akan merusak darah dan dalam waktu 35 hari akan merambat ke jaringan dan sel-sel yang lain seperti otot, rambut, kuku, tulang dan saraf. Dan kalau sudah merambat maka tidak bisa dikeluarkan lagi jelasnya.
Pejabat esselon ll di kementerian Kesehatan itu menambahkan memang ada obatnya namun Resikonya juga sangat berat sehingga praktis obat tersebut tidak bisa digunakan oleh ahli-ahli toksologi imbuhnya.
Kendati demikian, Dalam materinya, Prof. Muchtarudin juga menjelaskan bahwa merkuri bukan saja berasal dari penambangan namun juga berasal dari alam sendiri sehingga badan kesehatan dunia (WHO) tidak menyaratkan bahwa di tubuh manusia harus nol persen kandungan merkuri.
Menurutnya ada jumlah tertentu yang dapat ditoleransi. Bagaimanapun kata dia bahwa pada tanaman yang sering dijadikan lalapan juga ada merkurinya selain itu, PLTU yang pake batubara juga merupakan sumber merkuri ungkapnya sambil membedakan kalau merkuri tertelan, tidak terlalu berbahaa karena akan keluar lewat air seni namun yang lebih berbahaya ketika menguap lewat udara dan dihirup oleh manusia dan kalau terhirup dalam jumlah yang besar maka akan mengganggu pertumbuhan saraf.
Dia mencontohkan kalau ada laki-laki dan perempuan yang menghirup merkuri dalam jumlah yang banyak maka akan menjadi mandul karena sarafnya tidak lagi berfungsi.
Kalau ibumenyusui terkena merkuri maka anaknya relatif tidak tertular asalkan rutin diberikan ASI eksklusif (ASI 6 bulan pertama) sebab ada pembatasan darah ASI untuk mencegah anak keracunan. Lagipula menurut Prof Muchtarudin Mansyur bahwa yang mudah tercemar adalah susu formula.
Selain itu, merkuri juga biasanya digunakan untuk mengawetkan vaksin dan sering berdampak kepada pertumbuhan safar anak apabila digunakan dalam jumlah besar.
“memang kalau sudah dihirup itu maka paling sulit untuk dikeluarkan karena sudah tercampur dengan Zat besi dalam tubuh dan kalau diambil maka zat besi akan ikut juga padahal zat besi sangat dibutuhkan dalam tubuh kita sebagai penambah darah.
Menurutnya saat ini para ilmuan tenga berupayah keras untuk menemukan obat dan cara penyembuhannya namun belum bisa diproduksi secara bebas karena masih membutuhkan observasi lebih mendalam lagi. ungkap Prof. Muchtarudin Mansyur dipenghujung materinya. (WM/Jg)