Ambon, Wartamaluku.com – Momentum perayaan HUT Kabupaten MTB merupakan saat yang penting untuk mengembalikan jati diri kabupaten MTB untuk menuju nama baru yakni Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Ungkap Bupati Maluku Tenggara Barat, Petrus Fatlolon SH., MH pada Rapat Paripurna DPRD 2018 di Gedung Kesenian Saumlaki, Kamis (4/10/2018).
Menurutnya, momentum refleksi sejarah perjalanan Tanimbar untuk menjadi salah satu kabupaten kepulauan yang mandiri masih membutuhkan waktu, karena memang sejarah tentang perkembangan Negeri Duan Lolat masih dikatakan minim.
“Di usia Kabupaten MTB ke – 19 ini menjadi momentum penting bagi seluruh masyarakat dari Adodo Molo sampai Eliasa. Dari Kecamatan Molu Maru, Yaru, Tanimbar Utara, Wuarlabobar, Nirunmas, Kormomolin, Wertamrian, Wermaktian, Tanimbar Selatan dan Selaru, untuk merefleksikan sejarah perjalanan negeri ini,” ucap Fatlolon.
Lanjutnya, apabila mengenang pulau Tanimbar dari dulu sampai sekarang belum mengetahui secara pasti usia yang keberapa, oleh karena itu perlu dibuktikan sejarah yang berdasarkan pada buku – buku tua.
“Apabila Mengenang pulau Tanimbar sejak dulu hingga hari ini, bila dilihat dari aspek sejarahnya, kita belum mengetahui usia negeri ini secara tepat. Perlu pembuktian sejarah yang benar berdasarkan buku-buku tua tentang Tanimbar,” tutur Bupati.
“Selain itu, Tanimbar memiliki daya natural yang kuat, bila dibandingkan dengan sebutan Maluku Tenggara Barat. MTB secara geografis hanya menunjukkan arah mata angin. Tenggara dan Barat adalah dua kata yang tidak dapat disatukan, mengingat kalaupun dipaksakan untuk disatukan maka yang terjadi adalah turbulensi,” tandasnya.
Salah satu jati diri orang Tanimbar yang juga perlu diangkat yakni dikenal dengan Timur Laut, karena selama masih menggunakan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat, daerah ini akan selalu menghadapi kendala. Kata Fatlolon.
Karena merasa banyak mengalami kendala maka dirinya bergandeng tangan bersama para petinggi yang ada di kabupaten tercinta ini untuk berupaya merubah nama dan menjadikan tahun ini sebagai titik penentu perubahan.
19 tahun yang lalu hingga hari ini kita terus berputar untuk mencari jati diri yang sebenarnya. Oleh sebab itu, pidato hari ini saya namakan sebagai “Kembali ke Rumah Kepulauan Tanimbar”.
Menurutnya, kata Tanimbar sendiri memiliki makna yang sangat mendalam dan makna itulah yang membentuk jati diri masyarakat Duan Lolat. ungkap Bupati.