Ambon,Wartamaluku.com – Pihak PT.Gemala Borneo Utama (GBU) tegaskan tidak menggunakan merkuri saat eksplorasi pada lokasi tambang emas di Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).Bahkan nantinya setelah proses pra produksi yang akan dilakukan juga tidak akan menggunakan Merkuri.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT.GBU Jhon Levi, saat konferensi pers di Ambon, Rabu (01/02/2017).
“Saya tegaskan,Kita bekerja tidak menggunakan Merkuri.Karena, hal itu sangat berbahaya. Kalau kita gunakan merkuri maka 47 karyawan yang ada di tambang emas Romang sudah meninggal karena tempatnya itu sangat dekat dengan air yag dikonsumsi oleh kita,” Jelasnya.
Menurutnya, hasil yang dilaporkan oleh Tim kajian Unpatti yang dibentuk oleh Gubernur Maluku itu, sangat tidak wajar.
“Hasilnya tidak wajar, karena merkuri yang dilaporkan sangatlah besar.Sementara, kita disana tidak menggunakan merkuri.Kalaupun ada merkuri, itu karena bersenyawa dengan batu namun tidak sebesar itu. Kita sudah melakukan penelitian terhadap hal itu, dan hasilnya tidak sebesar yang dilaporkan oleh tim kajian,” Tegasnya.
Sementara itu ,Yusri Sangadji selaku staf manager PT.GBU mengatakan Dirinya mempunyai pengalaman 28 tahun di tambang dan sudah keliling dunia untuk aktifitas menambang.
“Pengalaman selama 28 tahun di bidang pertambangan,namun baru di Pulau Romang Saya mendapat hal yang seperti ini yaitu difitnah dari sekelompok orang yang tidak suka terhadap kehadiran PT.GBU,” ujarnya.
Sangadji menegaskan PT. GBU berjalan dan telah bekerja sesuai dengan aturan yang ada serta selalu memperhatikan dampaknya pada Masyrakat setempat. Juga,saat ini PT.GBU belum Produksi emas di Romang, masih dalam tahap Eksplorasi masuk pra produksi.
Untuk meyakinkan masyarakat, media, maka pihak PT.GBU menghadirkan para Tetua Adat,pemilik hak ulayat,Sekretaris Negeri Hila,jerusu,serta perwakilan masyarakat yang menjadi saksi sejak awal kehadiran PT.GBU di sana.(WM-UVQ)