Namrole, Wartamaluku.com – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buru Selatan Safitri Malik Soulisa – SMS – dan Gerson Eliezer Selsily – GES – dipastikan akan menang telak di desa Waitawa, Kecamatan Waesama.
Diketahui, desa Waitawa adalah desanya Ketua DPRD Muhajir Bahta sebagai ketua tim pemenang paslon Abdurrahman Soulisa dan Elissa Lesnussa dengan jargon Manis. Paslon ini hanya di dukung oleh partai NasDem (3 kursi) partai Hanura (2 kursi) dan PPP (2 kursi).
Sementara paslon SMS-GES didukung oleh 10 partai pendukung yakni, PDI-P (kursi), partai Demokrat (2 kursi), partai PAN (2 kursi) perindo (2 kursi), partai Berkarya (1 kursi). Serta ditambah 5 partai non sit yakni, PKB, PSI, PKPI, PKS dan PBB.
Minggu (4/9), paslon SMS-GES tiba di desa Waitawa, disambut puluhan pendukung dan simpatisan. Saat beristirahat, ketua tim pemenangan Paslon Manis Muhadjir Bahta
datang menyambut dan bersalaman dengan Bupati dan Safitri Malik Soulisa calon Bupati.
Tidak saja Muhajir Bahta, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama menyambut kedatangan calon bupati bersama Bupati dan rombongan di desa tersebut.
Diketahui, jumlah pemilih yang dihimpun oleh media ini, sebanyak 900 lebih pemilih dan jumlah TPS sebanyak 4 TPS.
Ketua tim relawan SMS GES desa Waetawa Jakaria Bahta mengatakan, sebagai ketua tim relawan ia memastikan dan optimis pasangan SMS GES akan menang di desa Waitawa.
“Saya sangat optimis pasangan SMS GES, ibu Safitri Malik Soulisa dan Gerson Eliezer Selsily akan menang di desa Waitawa,” ujarnya.
Dalam kunjungan kampanye paslon SMS-GES di Kecamatan Waesama, ke beberapa desa dan dusun diantaranya dusun Waemalu Desa Waetawa Kecamatan Waesama, Safitri mengatakan kepada masyarakat bahwa, istilah anak adat dengan sebutan “orang belakang” harus dihilangkan.
“Saya meminta kepada kita semua, istilah anak adat dengan sebutan orang belakang harus dihilangkan,” pinta Safitri.
Dikatakan selaku ketua TP PKK selama 10 tahun selaku istri Bupati telah banyak memberikan bantuan kepada masyarakat adat yang ada di Kecamatan Waesama.
“Apa yang dirasakan oleh masyarakat juga saya rasakan, dan situasi yang terjadi di masyarakat adat saya juga rasakan,” ujar Safitri.
Pada kesempatan itu Safitri memintakan kepada Kapala Dusun agar selalu melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah melalui Kepala Desa atau melalui Anggita DPRD dari dapil Waesama.
Safitri mengungkapkan bahwa, ada orang-orang tertentu yang megambil untung dari program pemerintah untuk kepentingan diri sendiri sehingga citra pemerintah menjadi rusak.
“Saya bersama pak Gerson, hal-hal yang terkait dengan masalah adat, saya sangat menghormatinya, sehingga ada yang soal adat, saya hanya diam saja. Kedepan diharapkan anak-anak di negeri ini harus bisa bersekolah,” ujar Safitri.
Dikatakan, banyak pihak yang menyebarkan isu soal jalan dan jembatan. Kata Safitri, orang-orang itu tidak memahami mekanisme anggaran dan tidak tahu tentang sistim.
“Dan orang-orang tersebut adalah bagian dari orang-orang yang tidak tahu tentang sistim itu. Saya berharap proses pilkada berjalan aman dan lancar, tidak ada terjadi permusuhan diantara masyarakat. (WM/tim).