Ambon, Wartamaluku.com – Sekretaris Daerah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Alfons Siamiloy mengatakan, bantuan anggaran oleh PT Gemala Borneo Utama (GBU) seharusnya Rp 8 milyar namun karena ada pemuda – pemudi asal MBD yang terus – terus melakukan demonstrasi dengan alasan yang tidak masuk akal, sehingga sisa dana tersebut dihentikan pihak GBU. Ungkapnya kepada pers di Ambon, 11/4/2018.
Menurutnya, dana yang dicairkan hanya tiga milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah yang digunakan untuk pembangunan kota tiakur.
Dana tersebut merupakan partisipasi dari PT. GBU yang diberikan dengan cuma – cuma.
“Realisasi anggaran sebesar tiga milyar tujuh ratus lima puluh juta itu diberikan dengan cuma – cuma oleh PT GBU dan semuanya ada bukti”.
Dikatakan, dana itu merupakan partisipasi dalam rangka untuk mempercepat pemindahan ibukota ke Tiakur dan dana tersebut tidak dikelola oleh Pemerintah Kabupaten MBD tetapi dikelola langsung oleh pihak ketiga.
“Sangat tidak benar jika dikatakan dana Rp 8 milyar itu sudah diterima pemda MBD secara utuh”. Tegas Sekda.
Lanjutnya, Dari Rp 8 milyar yang disetujui melalui rapat pimpinan daerah bersama PT GBU namun, yang dikucurkan hanya Rp 3 milyar lebih dan sisanya kurang lebih Rp 4 Milyar itu langsung dihentikan pihak GBU”. ujarnya.
“Saya minta semua komponen masyarakat MBD untuk menghentikan segala polemik. Apa yang disampaikan selama ini tidak benar. Akibat polemik yang dilontarkan itu menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat MBD, karena yang rugi adalah masyarakat setempat. Sebab, seakan-akan korupsi di MBD merajalela. Ini memang tahun politik tetapi saya berharap jangan lagi ungkit- ungkit barang yang sudah lewat”. Ucapnya. (WM)