Langgur, Wartamaluku.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Ir. Petrus Beruatwarin Msi, baru – baru ini membuka secara resmi Seminar Building Generation atau membangun Generasi. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tenggara dengan Persekutuan Gereja – Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).
Kegiatan seminar ini berlangsung di Balroom Kimson Center Ohoijang – Langgur, yang dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malra dan Kota Tual, DR. Jonathan Pattiasina, Pimpinan Denominasi Gereja se Kabupaten Malra dan Kota Tual, Persekutuan Gereja Pentakosta Malra dan Kota Tual, Pimpinan Organisasi Kepemudaan se Kabupaten Malra dan Kota Tual, perwakilan siswa dan mahasiswa Malra dan Kota Tual.
Dalam sambutan yang disampaikan Sekda Maluku Tenggara, Bupati Malra Andreas Rentanubun mengatakan, generasi muda biasa disebut sebagai tunas bangsa, pewaris masa depan, pelanjut generasi dan berbagai istilah lainnya, yang merupakan suatu dalil yang tidak tertulis.
Generasi muda dan masa depan, pesan Andre, dapat di ibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat kita lepas pisahkan karena merupakan kodrat sebagai generasi penerus. Citra dan karakter generasi muda ditandai oleh semangat yang berkobar – kobar, spontanitas dalam kepolosan, idialisme yang tinggi, penuh dengan dinamika dan gejolak emosional dan sifat kepeloporan.
‘’Untuk itu, maka generasi muda selalu menjadi central pembicaraan yang aktual dan menarik untuk dibahas. Generasi muda harus berani untuk memberi perubahan yang positif yang bermanfaat bagi banyak orang,’’ tegas bupati.
Kenyataan sekarang ini, ingat bupati, sebagian besar generasi muda Indonesia tengah dilanda dengan apa yang disebut dengan krisis identitas. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni, besarnya jumlah anak atau pemuda putus sekolah, era globalisasi dan pluralisme sehingga berpengaruh terhadap budaya lokal, pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi, pendidikan dalam keluarga yang kurang memadai atau mengena dan pudarnya semangat keteladanan.
‘’Untuk menghadapi kenyataan tersebut, generasi muda Kristen diajak memiliki karakter kekristenan dengan sungguh, untuk memperoleh hikmat dari Allah dengan meneladani karakter Jesus Kristus dalam membangun karakter Allah di dalam diri,’’ pesan Andre.
Pembangunan berwawasan revolusi mental dalam Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dengan menetapkan salah satu dari 9 program prioritas (Nawa Cita), lanjut bupati yakni, melakukan revolusi karakter bangsa.
Hal tersebut sejalan dengan Visi Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara 2013 – 2018 yaitu,” Terwujudnya Maluku Tenggara Sejahtera” yang saat ini telah memasuki tahap ketiga. Visi Maluku Tenggara sejahtera mengandung arti, masyarakat Malra dapat menikmati pencapaian hasil pembangunan ekonomi secara berkelanjutan yang ditandai dengan berkurangnya kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya upah pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat serta meningkatnya pendapatan daerah dan berkembangnya investasi.
Selain itu, masyarakat Malra dapat menikmati tatanan kehidupan yang aman, damai dan harmonis sehingga produktivitas tenaga kerja dapat meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi. Serta meningkatnya kualitas pendidikan dan derajat kesehatan, sehingga terpenuhinya standar hidup masyarakat yang layak sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.
Pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan, urai bupati, bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah. ‘’Tetapi juga menjadi tanggungjawab seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan termasuk di dalamnya generasi muda Kristen,’’ tegas bupati lagi.
Generasi muda Kristen dituntut, ingat bupati lagi, harus tampil sebagai garda terdepan dalam upaya bergerak maju dan berkembangnya iman kekristenan dalam bergereja dan bermasyarakat. ‘’Serta memberikan pemikiran – pemikiran yang konstruktif bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di tanah Evav tercinta ini dan sebagai partner pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dalam mewujudkan Maluku Tenggara sejahtera,’’ demikian bupati. (WM- 03)