Tiakur, Wartamaluku.com – Sejumlah alat pertanian bantuan Kementerian Pusat melalui dana Dana Alokasi Khusus (DAK) mangkrak di halaman sekolah SMK Negeri 7 Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).
Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Tiakur Martina Batlayery mengatakan alat pertanian pengolahan tanah tersebut sudah sejak 2018 parkir di halaman sekolah. Alat Pertanian tersebut pun belum pernah dipakai sejak didatangkan pada tahun 2018 lalu. Setiap hari kena hujan dan panas.
Diakui, Bantuan tersebut tidak bisa dipergunakan lantaran belum ada teknisi yang datang mengajarkan para guru maupun siswa – siswi yang ada di SMK Negeri 7 Tiakur. Belum lagi kunci alat pertanian itu masih berada di tangan mantan kepala sekolah. Sangat sayangkan mesin pegolahan tanah ini hanya bisa mangkrak di halaman sekolah saja. Demikian dikatakan kepala Sekolah disela – sela kunjungan Komisi IV DPRD Maluku di Tiakur, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Darat Daya, Senin, 2/3/2020.
Menurut Kepsek, pihaknya tidak mengetahui persis bantuan itu, karena saat bantuan itu tiba Batlayery belum menjabat kepala sekolah. “Saya baru beberapa bulan disini, jadi saya tidak tahu alat ini, tapi informasi dari guru – guru bahwa alat ini tidak bisa dipergunakan karena sampai saat ini belum ada teknisi yang mengajarkan mereka cara penggunaannya”, ujarnya.
Dijelaskan pula, bantuan itu, memang sudah setahun lebih parkir di halaman sekolah. Saya juga tidak bisa berbuat apa – apa karena kunci alat itu pun hingga saat belum diserahkan dari mantan kepala sekolah kepada saya sebagai kepala sekolah yang baru.
Sesuai keterangan, dari para guru, alat itu belum dipergunakan sama sekali, lantaran tidak ada guru maupun siswa yang bisa menggunakan alat tersebut.
Proyek mubazir, dengan anggaran kurang lebih 300 juta ini tidak digunakan, entah masih bisa dioperasikan atau tidak. Karena sudah setahun lebih alat – alat itu parkir di halaman sekolah. Apalagi kunci alat tersebut belum sampai di tangan kepala sekolah yang baru.
Yang lebih lucunya lagi, mesin pengolahan tanah ini belum dipergunakan, tetapi ada lagi bantuan alat – alat pertanian lainnya. Dan diduga akan terjadi hal yang serupa dengan bantuan mesin lainya. Karena semua alat ini dipergunakan harus menunggu teknisi dari luar.
Sementara itu, mantan kepala sekolah SMK Negeri 7 Martinus Hulkiawar menjelaskan Alat itu bukan belum dipergunakan tetapi operasionalnya itu memang selama ini tidak ada karena belum ada teknisi untuk mengajar guru maupun siswa.
“Jadi selagi belum ada teknisi alat itu tetap ada di halaman sekolah entah sampai kapan, kita tidak tahu. Kita sementara mencari orang untuk melatih mereka namun sudah hampir setahun ini kami belum mendapatkan orang untuk melatih siswa – siswa ini, jadi sampai saya dipindahkan ke sekolah lain, kami belum dapat teknisi. tuturnya.
Padahal kami berharap dengan adanya alat itu kami bisa melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di sekolah sendiri saja tidak perlu jauh – jauh, namun, kenyataannya berbanding terbalik. Kita punya alat tapi tidak ada yang bisa menggunakannya”. Ujar mantan Kepsek ini. (WM).