Rapid Antigen Mahal, DPRD Maluku Minta Pemprov & Pemkot Tetapkan Tarif

Ambon, Wartamaluku.com – Masyarakat menilai biaya Rapid Antigen di Maluku sangat mahal. Pasalnya, jika dibandingkan dengan membeli alat rapid antigen dengan harus melakukan rapid antigen di rumah sakit swasta maka harganya terlalu mahal.

Karena itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Maluku, Anos Yermias mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dan Kota Ambon untuk menetapkan harga atau biaya Rapid Antigen bagi masyarakat yang membutuhkan surat keterangan rapid antigen baik bagi pelaku perjalanan maupun untuk kebutuhan lainnya.

“Tiga hari lalu tepatnya tanggal 3 Mei 2021, untuk membantu masyarakat yang mau pulang ke Banda, Tual, Molu, Larat, Tutukembong, Saumlaki, Tepa, Lakor, Moa, Letti dan Kisar, beta (saya) membeli alat rapid antigen sebanyak 5 dos untuk dipakai petugas kesehatan untuk melakukan rapid bagi mereka. Bayangkan harga 1 dos berisikan 25 set @Rp1.650.000, itu artinya harga satuan Rp66.000/set. Ternyata harga beli jauh lebih murah dibandingkan masyarakat harus rapid di rumah sakit,” kata Yermias kepada wartawan di Ambon, Kamis (6/5/2021).

Olehnya itu, Yermias meminta Pemprov Maluku dan Kota Ambon harus mengeluarkan keputusan tentang tarif rapid antigen supaya masyarakat pelaku perjalanan maupun untuk kebutuhan lainnya dapat mengetahui harga pasti.

“Kalau masyarakat sendiri ke RS swasta biaya rapid antigen harga diatas dua ratus ribu rupiah. Jadi yang untung itu rumah sakit swasta yang melakukan rapid antigen bagi pelaku perjalanan dalam wilayah Provinsi Maluku karena yang korban itu adalah masyarakat kecil yang bepergian dalam wilayah Maluku,” jelas Yermias.

Dikatakan, selama ini dirinya berupaya untuk membantu masyarakat lewat aksi rapid test bagi pelaku perjalanan dari Ambon ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).

Untuk kegiatan ini, Yermias berkerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon dan dilakukan oleh empat Puskesmas yang ditunjuk Dinkes Kota sampai 31 Desember 2020 kemarin.

Dikatakan dari data yang ada, jumlah pelaku perjalanan yang di rapid test selama tahun 2020 sebanyak 4.537 Orang.

“Jadi Beta seng tau harga pasti rapid test. Ditahun 2021 sejak bulan Januari beta (saya) membantu juga tapi terbatas karena harganya cukup mahal tetapi setiap kapal yang berangkat kurang lebih 15 Orang yang dibantu untuk rapid antigen di Kota Ambon agar memudahkan masyarakat dari KKT maupun MBD yang hendak pulang ke kampung,” jelas Yermias. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *