Plt Gubernur Minta Kualitas SDM GPM Di Maluku Lebih Ditingkatkan

Ambon, Wartamaluku.com – Pelaksana Tugas (Plt) Gubenur Maluku, Zeth Sahuburua meminta agar kualitas sumber daya manusia dari Gereja Protestan Maluku (GPM) ditingkatkan.

“Supaya dimana saja berada, kita menjadi suatu kekuatan yang harus diperhitungkan,” ujar Sahuburua pada Pembukaan Sidang ke-90 Klasis P.P. Lease, bertempat di Gedung Gereja Imanuel Jemaat GPM Wassu, Pulau Haruku, Maluku Tengah, Minggu (18/3).

Sahuburua katakan, hal ini bisa disinkronkan dengan program pemerintah di waktu yang akan datang.

“Program kita yang paling utama adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ke depan kita punya persaingan luar biasa. Dengan masuknya masyarakat ekonomi ASEAN, itu sangat berat. Malah di Negara-negara ASEAN itu sudah diajarkan bahasa Indonesia,” tuturnya.

Menurut Sahuburua, kenapa mereka mengajarkan bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris, Belanda dan Prancis, karena mereka akan datang ke Indonesia yang jumlah penduduknya 262 juta dan itu menjadi potensi pasar yang sangat besar di antara negara-negara ASEAN.

Atas dasar itu Sahuburua meminta, gereja harus mempersiapkan potensi sumber daya manusianya. ‘’Jangan pada satu ketika, kita bukannya menjadi tuan di negeri sendiri, tapi malah menjadi hamba di negara sendiri,” tandasnya.

Selanjutnya Sahuburua menjelaskan, mengapa dirinya sering menyebutkan Pulau-pulau Lease patut diperhitungkan. “Sebab di saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya, ada 8 provinsi yang lahir. Waktu itu ada provinsi di Pulau Jawa, Sumatera, Borneo (Kalimantan) dan Sulawesi (Celebes), Nusa Tenggara Timur (NTt), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sunda Kecil dan Maluku,” terangnya.

Pada saat itu lanjut Sahuburua, Provinsi Maluku dengan Gubenurnya Johanes Latuharhari, asal Pulau Haruku. “Itu bukti Lease punya kekuatan orang pandai yang luar biasa. Oleh karena itu, saya katakan biar kecil dalam hal jumlah tapi dia besar dalam kualitas berpikir,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Gubernur Maluku ini juga meminta agar Sinode bisa mandiri. Mandiri dalam segala hal. Sebab kemandirian itu sangat penting dalam membangun sikap, membangun kebersaman, membangun persaudaraan, yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia maupun kemampuan dalam menciptakan program-program yang ada kaitannya dengan pembangunan bangsa ini.

Dia meyakini, program-program yang akan dibahas dalam sidang selama dua hari ini, akan baik bagi anak-anak muda di waktu yang akan datang.

“Sekali lagi tingkatkan kualitas mereka, dan bagaimana supaya gereja bisa berhubungan dengan pemerintah. Karena pemerintah tanpa gereja juga tidak bisa. Demikian juga dengan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. Kita butuh semua. Kita butuh Muslim, kita butuh Kristen, kita butuh Hindu dan Budha. Bangsa Indonesia ini datang dari berbagai latar belakang sub kultur yang berbeda tapi kita semua satu dalam Bhineka Tungga Ika,’’ paparnya.

Pos terkait