PLN UIW Maluku Malut Diduga Monopoli Proyek, Akademisi : Pentingnya Komunikasi Terbuka

Jakarta,Wartamaluku.com – PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku Malut, diduga monopoli proyek dari pihak cabang di beberapa kabupaten kota.

Olehnya itu, sebagai Akademisi, Teddy Christianto Leasiwal, menyarankan, pentingnya komunikasi terbuka antara unsur pimpinan induk dan cabang.

” Perlu adanya komunikasi yang terbuka dan transparan, antara pihak provinsi dan cabang dalam mengurus pekerjaan pengembangan listrik. Hal ini dapat membantu tiap unit, dalam mengelola kebutuhan dan sumber daya masing-masing, sehingga tidak ada yang merasa “ditinggalkan” dalam pekerjaan,” saran Teddy, saat dimintai pandangannya oleh media ini, Minggu (01/09/2024)

Menurut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura Periode 2024-2028 ini, dengan komunikasi yang terbuka, setiap pihak dapat berbagi informasi memungkinkan mereka untuk bekerja sama secara baik ,terukur dan efektif dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.

” Ini dapat dilakukan dengan membagi tanggung jawab dan sumber daya secara adil dan baik antara provinsi dan cabang, sehingga masing-masing bisa bekerja dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, setiap pihak dapat fokus pada tugasnya masing-masing, meningkatkan produktivitas kerja , meningkatkan kinerja dan efisiensi dalam pengelolaan Pekerjaan yang ada,” ungkapnya.

Sekedar tahu, Awat Tuhuloula yang saat ini menjabat General Manager PT PLN UIW Maluku Malut, diduga melakukan kebijakan sepihak tanpa berkoordinasi dengan bawahannya. Sehingga, meninmbulkan like dan dislike.

Hal ini diungkapkan salah 1 Narasumber yang enggan namanya diberitakan. Yang bersangkutan secara terang-terangan membeberkan kondisi yang sedang terjadi di tubuh PT PLN UIW Maluku Malut.

Menurut Narasumber, tentang pengadaan barang/jasa perbaikan pembangkitan terpusat di UIW Wilayah Maluku dan Maluku Utara, dengan metode LTSA ( Long Term Service Agreement ) . Anggaran yang sebelumnya di pos pada unit , saat ini hanya di Kelola oleh UIW Maluku dan Maluku Utara. Hal ini membuat dampak kerugian secara operasional dan fleksibilitas perusahaan.

Ada beberapa kerugian potensial yang dapat terjadi ketika perusahaan mengandalkan satu vendor untuk semua kebutuhan mereka, terutama ketika berkontrak dengan vendor tersebut. Beberapa kerugian tersebut meliputi:
1.⁠ ⁠Ketidakberlanjutan: Jika vendor mengalami masalah atau kegagalan, perusahaan dapat menghadapi masalah dalam menemukan pengganti yang cepat dan efektif. Ini dapat mengakibatkan gangguan operasional, kehilangan pendapatan, dan kekhawatiran lainnya.
2.⁠ ⁠Kurangnya fleksibilitas: Mengandalkan satu vendor dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar atau permintaan pelanggan. Ini dapat mengakibatkan kehilangan daya saing dan kesempatan bisnis vendor lokal.
3.⁠ ⁠Ketergantungan: Jika perusahaan sangat bergantung pada satu vendor utama, mereka dapat menjadi rentan terhadap tekanan atau negosiasi dari vendor tersebut. Ini dapat mengakibatkan harga yang tidak adil, kualitas yang buruk, atau layanan pelanggan yang tidak memuaskan.
4.⁠ ⁠Risiko: Mengandalkan satu vendor dapat meningkatkan risiko perusahaan, karena mereka dapat menjadi rentan terhadap masalah seperti kegagalan supplier atau gangguan rantai pasokan. Ini dapat mengakibatkan kerugian finansial, kerugian reputasi, dan kerugian lainnya.
5.⁠ ⁠Kurangnya inovasi: Mengandalkan satu vendor dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan solusi baru dan inovatif. Ini dapat mengakibatkan kehilangan daya saing, dan kesempatan bisnis.
6.⁠ ⁠Kurangnya kontrol: Mengandalkan satu vendor dapat mengurangi kontrol perusahaan atas proses rantai pasokan mereka, karena mereka memiliki kurangnya fleksibilitas dan kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar atau permintaan pelanggan.
7.⁠ ⁠Kurangnya diversifikasi: Mengandalkan satu vendor dapat mengurangi diversifikasi perusahaan, karena mereka memiliki kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar atau permintaan pelanggan. Ini dapat mengakibatkan kehilangan daya saing, dan kesempatan bisnis.
8.⁠ ⁠Kurangnya keterampilan: Mengandalkan satu vendor dapat mengurangi keterampilan perusahaan, karena mereka memiliki kurangnya kemampuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan solusi baru dan inovatif. Ini dapat mengakibatkan kehilangan daya saing, dan kesempatan bisnis.
9.⁠ ⁠Kurangnya kualitas: Mengandalkan satu vendor dapat mengurangi kualitas perusahaan, karena mereka memiliki kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar atau permintaan pelanggan. Ini dapat mengakibatkan kehilangan daya saing, dan kesempatan bisnis.
10.⁠ ⁠Kurangnya kepuasan pelanggan: Mengandalkan satu vendor dapat mengurangi kepuasan pelanggan perusahaan, karena mereka memiliki kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar atau permintaan pelanggan. Ini dapat mengakibatkan kehilangan daya saing, dan kesempatan bisnis.

” Dengan kerugian – kerugian ini, dirasa hanya untuk memperkaya pihak tertentu dan mengabaikan kehandalan pelayanan pembangkit terhadap masyarakat. Mark-up harga dan membuat masyarakat terkena dampak pemadaman akibat ketidakhandalan pembangkit,” bebernya. (ulin)

Pos terkait