Pj Walikota Buka FGD Mitigasi Bencana Tsunami Untuk kota Ambon

Ambon, Wartamaluku.com – Walikota Ambon Bodewin Wattimena secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) untuk mitigasi bencana Tsunami untuk kota Ambon yang diselenggarakan oleh UPT Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala Aceh,Acara tersebut berlangsung di Hotel The City Ambon Rabu (27/09/2023).

Dalam sambutannya, Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena menekankan pentingnya upaya bersama dalam meningkatkan kesiapan masyarakat dan penanganan bencana Tsunami di kota Ambon.

Menurutnya bencana ini merupakan hal yang selalu dan senantiasa ada dalam mengancam kita, tetapi dalam kapasitas kita bersama kita diminta untuk bisa mengidentifikasi bencana itu. atau kita ditimpa bencana.Karena itu dalam berbagai kegiatan selalu diupayakan untuk menyiapkan berbagai hal.

Dijelaskan terkait dengan upaya untuk mitigasi bencana ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara komprehensif, untuk bagaimana membangun daya tahan dan kemampuan kita untuk menghadapi suatu bencana teristimewa tsunami yang akan terjadi.

Fokus kita di hari ini tercatat di Kota Ambon melalui sejarah menunjukkan ada beberapa kejadian tsunami di Kota Ambon yang terjadi walaupun tidak sebesar di beberapa tempat tetapi berdampak pada kerugian harta benda bahkan korban jiwa 1674 dan pada tahun 1950 adalah Hative Kecil.

“Sejarah tentang tsunami terjadi pada wilayah administrasi kota Ambon entah kapan bisa saja terjadi lagi,dari peristiwa yang terjadi sebelumnya itu mengingatkan kita Bahwa perlu dilakukan upaya serius dari kita dalam bentuk verifikasi bencana.

Karena itu yang paling penting untuk menangani ,mengantisipasi sebuah bencana kita melakukan pemetaan terhadap lokasi, hari ini ada lokasi-lokasi rawan yang mungkin saja bisa berdampak buruk akibat bencana Itu tsunami. Pemetaan ini penting karena pemerintah kota dalam beberapa kesempatan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memetakan Kota Ambon.

Wilayah kota Ambon ini berada pada pulau yang kecil dikelilingi oleh lautan, bahkan kita terhubung dengan laut bebas dan ketika tsunami datang rata-rata pemukiman penduduk ada di wilayah-wilayah pesisir
Oleh karena itu mitigasi bencana menghendaki kita untuk bisa memetakan wilayah Kota Ambon ini dengan baik.”pintanya.

Tak hanya itu daerah mana yang rawan bencana dan apa yang mesti kita lakukan,pemetaan itu tentu harus disertai dengan kita memasang rambu-rambu peringatan ketika terjadi bencana. jalur evakuasi yang disediakan ke mana ini kita sudah melakukan dengan beberapa pihak termasuk dengan BMKG.

Dia mengaku sejujurnya yang bisa mengatasi persoalan bencana yang terjadi sejak dini ,antisipasi sampai dengan penanganan itu dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dengan baik.

Dengan kesiapan sumber daya manusia dengan membentuk kelompok-kelompok siaga bencana itu juga bagian daripada Upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh pemerintah kota dengan berbagai pihak.termasuk teman-teman yang ada dari LSM MJO yang selama ini membantu pemerintah kota untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat lewat kegiatan misalnya kontingensi mitigasi selalu dilakukan.k

Melalui FGD hari ini mengingatkan kita bahwa antisipasi kita dalam upaya mitigasi yang kita lakukan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri ,pemerintah daerah pemerhati masalah bencana LSM NJO bahkan termasuk di dalamnya media atau pers dan semuanya. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk bagaimana membangun ketahanan masyarakat untuk tangguh terhadap bencana itu sendiri.”ujarnya.

Dia mintakan mudah-mudahan dengan hasil penelitian yang dibuat oleh teman-teman dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,minimal sudah bisa membedakan kota ini ,daerah mana saja rawan terhadap tsunami.

Apalagi upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka dedikasi bencana itu, walaupun kota Ambon termasuk kota yang rawan bencana dalam upaya untuk mengurangi risiko bencana ,Saya yakin pada waktunya dengan memberikan edukasi penyuluhan kepada masyarakat mereka paham dan mengerti Apa yang harus dilakukan ketika bencana itu datang menimpa kita.”tandanya.

Kehadiran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh juga ada dengan dunia yang sama,kita bisa saling mengisi memperlengkapi sehingga kita berharap yang paling penting adalah resiko bencana itu bisa cepat diantisipasi jangan ada korban jiwa yang paling penting tujuan kita untuk kegiatan-kegiatan seperti.”ungkapnya.(**)

Pos terkait