Pilkada Kota Ambon Sangat Sulit Diprediksi

Pilkada Kota Ambon Sangat Sulit Diprediksi

Ambon,Wartamaluku.com- Lapangan Merdeka kembali dijejali ribuan manusia. Kali ini, mereka menghadiri kampanye akbar pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy-Syarif Hadler.

Hadirnya ribuan warga kota pada kampanye terakhir pasangan yang menyebut diri “Paparissa Baru” itu bisa dikatakan cukup mengejutkan, mengingat mereka berdua hanya didukung tiga partai politik yakni Golongan Karya (Golkar), Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan jumlah kursi di DPRD Kota Ambon 10 buah.

Bila dibandingkan dengan dukungan 25 kursi yang dikuasai koalisi partai tandingan yang dimotori oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pendukung pasangan calon Paulus Kastanya-M.A.S “Sam” Latucosina yang menggunakan slogan “PANTAS”, maka di atas kertas orang bisa menerka siapa yang akan keluar sebagai pemenang pada Pilkada serentak 15 Februari.

Pada Sabtu, kampanye akbar yang digelar pasangan PANTAS yang didukung koalisi partai PDIP, Gerindra, Hanura, Demokrat, PKB, PKS, PBB, PAN, dan PKPI di tempat yang sama pun dibanjiri ribuan orang.

Melihat fakta kekuatan pendukung pada kampanye akbar yang digelar kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon periode 2017-2022 itu, harus juga diakui bahwa persaingan pada pemungutan suara tanggal 15 Februari mendatang akan berlangsung sangat ketat dan sulit diprediksi siapa yang akan keluar sebagai pemenang.

Hasil Survei Berbeda

Banyak kalangan di Kota Ambon saat ini berpendapat kekuatan yang dimiliki Paparissa Baru dan PANTAS di “akar rumput” sama-sama kuat.

Berdasarkan kajian LSI (Lembaga Survei Indonesia) terhadap 440 responden dan dipublikasikan pada Desember 2016, Paparissa Baru menempati posisi lebih tinggi dari PANTAS dengan dukungan suara responden sebanyak 53,3 persen, sementara pesaingnya 33,37 persen.

Sisanya yang sebanyak 13 persen belum memastikan akan memilih pasangan calon yang mana.

Namun demikian, hasil survei yang dikeluarkan PUSKAOLANDA (Pusat Pengkajian, Pengolahan dan Analisis Data) Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura belum lama ini menempatkan PANTAS unggul tipis dari Paparissa Baru.

Menurut lembaga tersebut, elektabilitas PANTAS mencapai 40,86 persen sementara Paparissa Baru 40,25 persen dari jumlah responden 974 orang. Sisanya masuk kategori responden bimbang.

Terlepas dari perbedaan hasil survei yang dikeluarkan LSI dan PUSKAOLANDA, ada fakta yang menunjukkan dukungan untuk Paparissa Baru di tubuh partai politik pengusungnya tidak terlalu solid.

Selain kubu PPP yang memang terpecah di tingkat nasional, baru-baru ini sejumlah media massa lokal memberitakan adanya gerakan ketua-ketua Golkar tingkat kecamatan dan desa di Kota Ambon mengalihkan dukungan mereka ke PANTAS.

Namun Golkar menyebut mereka sebagai fungsionaris yang telah dipecat dan keputusan yang dibuat bersifat pribadi, tidak mewakili massa partai berlambang pohon beringin tersebut.

Pertarungan Petahana

Pilkada Kota Ambon tahun ini sejatinya merupakan pertarungan antara petahana Wali Kota Richard Louhenapessy melawan petahana Wakil Wali Kota Sam Latuconsina. Mereka pecah kongsi secara politik setelah bersama-sama memimpin pemerintahan ibu kota Maluku periode 2011-2016.

Richard menyatakan dirinya sebenarnya menginginkan tetap bersama Sam dalam Pilkada 2017, sementara Sam mengaku mantan pasangannya itu terlalu lama mengambil keputusan sehingga dirinya harus mengambil pilihan lain.

Faktanya, Richard sejak awal hingga pertengahan tahun 2016 selalu menyatakan dirinya masih menunggu hasil survei tentang elektabilitas para calon wakil wali kota, sebagai pertimbangan untuk memilih salah satu di antaranya sebagai pendamping.

Sikap Richard itulah yang kemungkinan besar “memaksa” Sam mengambil sikap sendiri, apalagi tawaran datang dari Paulus Kastanya yang pada Pilkada 2011 berpasangan dengan La Hamsidi dan meraih posisi kedua.

Keputusan telah dibuat, Richard maupun Sam harus berhadap-hadapan di tengah gelanggang Pilkada tahun ini. Siapa yang akan menjadi pemenang tergantung pada keputusan warga Kota Ambon dalam memberikan suaranya di TPS-TPS yang tersebar di 52 desa/negeri dari lima kecamatan yang ada.

Demi terciptanya Pilkada yang terbuka, jujur dan adil serta berkualitas, warga masyarakat yang memiliki hak memilih diharapkan memberikan suaranya untuk menentukan arah pemerintahan lima tahun ke depan.

Di sisi lain, KPU dan Panwaslu diharapkan bekerja maksimal dan profesional agar tidak terjadi kecurangan yang merugikan salah satu pasangan.

Lebih dari itu, pasangan yang terpilih nanti harus bisa memenuhi janji-janjinya untuk menyejahterakan seluruh warga masyarakat Kota Ambon, menggalang seluruh kekuatan dalam masyarakat untuk memajukan pembangunan tanpa sedikit pun terganjal dendam politik, tentunya

Pos terkait