Pesta Rakyat Banda Butuh Dukungan Semua Pihak

Ambon, Wartamaluku.com – Pesta Rakyat Banda yang termasuk dalam 100 Wonderful Event di Indonesia digelar. Sebab sangat pentingnya, sejarah Banda untuk Indonesia, dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Maluku bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata serta stakeholder pariwisata melaksanakan salah satu event tersebut.

Untuk itulah, dukungan dan partispasi sangat dibutukan. “Pesta rakyat Banda ini sangat membutuhkan dukungan dan partisipasi kita bersama. Demikian disampaikan Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar saat membacakan sambutan mewakili Gubernur Maluku pada Acara Pembukaan Event Pesta Rakyat Banda Tahun 2018 yang dipusatkan di Istana Mini, Minggu (11/11) di Banda Neira.

Assaggaff mengajak, seluruh stakeholder untuk menjadi agen dalam menyampaikan kegiatan-kegiatan positif di Maluku.

“Saudara-saudara dapat menyampaikan pesta rakyat dan event-event di daerah melalui media-media sosial yang saudara-saudara miliki, sehingga menularkan suasana positif bagi para wisatawan dan calon wisatawan untuk selalu berkunjung ke Maluku khususnya di Banda Neira,” tandas Assagaff.

Assaggaff juga mengatakan Pulau Run yang merupakan salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, pernah menjadi penyebab perang antara Inggris dan Belanda pada tahun 1652 sampai 1654. Penyebab perang itu, disebabkan keinginan kedua negara untuk memonopoli perdagangan pala dunia.

“Kepulauan Banda merupakan penghasil pala saat itupun, dikuasai oleh Belanda. Bahkan, Pemerintah Ratu Elizabeth I mengirimkan ekspedisi untuk mendapatkan pala di Pulau Run, yang kemudian dijajahnya,”

Bahkan, kata Assagaff, kesepakatan antara Inggris dan Belanda pada 13 Juli 1667 yang dikenal dengan perjanjian Breda, Pulau Run diserahkan kepada Belanda, sebaliknya Inggris mendapatkan New Amsterdam yang sekarang bernama Manhattan di New York, Amerika serikat.

“Ratusan tahun kemudian, Manhattan berkembang menjadi kota metropolis sementara Pulau Run kian terlupakan,” ungkap Assagaff.

Selain sebagai penghasil pala, sebut Assagaff, Kepulauan Banda turut pula berperan penting dalam lahirnya Indonesia.

“Di Banda kolonialisme dimulai. Namun di Banda pula, ide-ide kebangsaan lahir,” paparnya.

Dia menyebutkan, pada saat hampir bersamaan, 4 (empat) orang Founding Fathers Indonesia yakni, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Dr. Cipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Sumantri di asingkan ke Banda Naira.

“Kisah terusirnya pribumi dan kedatangan bangsa-bangsa yang kemudian menjadi orang Banda dalam ragam interaksi sosial budaya, membuat Sutan Syahrir menjadikannya sebagai salah satu gagasan dalam perumusan Undang-Undang Dasar,” kata Assagaff.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *