Ambon,Wartamaluku.com – Presiden RI Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh warga negara di mana pun berada, untuk mewaspadai segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pesan tertulis Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, dibacakan Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, saat upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, di Ambon, Kamis (1/5).
“Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi yang anti Pancasila, anti UUD 1945, anti NKRI, anti Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas, jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia,” tandas Presiden. Presiden Jokowi meminta agar seluruh lapisan masyarakat menjaga perdamaian, menjaga persatuan, dan menjaga persaudaraan di antara masyarakat.
“Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia,” imbaunya.
Dia katakan, harus diingatkan bahwa, kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah ke-bhinneka tunggal ika-an kita. Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini, menurut Presiden, sedang mengalami tantangan. Kebhinnekaan kita sedang diuji.
Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan keikaan kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan, tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggabungkan hoax alias kabar bohong.
“Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain, yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika, kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional, untuk membangun dunia yang damai, adil dan Makmur di tengah kemajemukan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Presiden mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Dia menyebutkan, pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial, harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
“Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila, sudah jelas dan kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017, tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila,” paparnya.
Tidak ada pilihan lain, tandas Presiden, kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain, kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. “Tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus kembali ke jati diri bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran. Tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, Makmur dan bermartabat di mata internasional,” tegasnya. (WM)