Pertumbuhan Ekonomi 2017 Makin Kuat

Pertumbuhan Ekonomi 2017 Makin Kuat

Ambon,Wartamaluku.com- Inflasi tahunan secara nasional mencapai 3,57 persen pada November 2016 diperkirakan masih berada pada level yang rendah hingga akhir tahun 2016 yaitu sekitar 3,0-3,2 persen. Sementara inflasi tahunan Maluku lebih rendah dari Nasional pada bulan November yaitu 3,40 persen.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahunan Maluku akan terus terjaga hingga akhir tahun 2016 dengan rentang 3,7-4,1 persen. Perkiraan inflasi Maluku 2016 tersebut lebih rendah dibandingkan capaian inflasi tiga tahun terakhir, yaitu 8,82 persen pada tahun 2013, 7,19 persen tahun 2014 dan 6,15 persen tahun 2015.

Rendahnya inflasi tahun 2016 terutama didukung oleh terkendalinya harga komoditas bahan makanan baik beras, sayur-sayuran, bumbu-bumbuan seperti cabai merah dan bawang merah, serta ikan segar,”kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Wuryanto di Ambon, Selasa (27/12/2016).

Menurut Wuryanto, di penghujung tahun 2016 tekanan inflasi diperkirakan cukup tinggi, khususnya pada kelompok bahan makanan. Salah satu faktornya adalah La-Nina yang diperkirakan melanda Indonesia, sehingga menyebabkan gangguan pasokan bahan makanan seperti sayur-sayuran, bumbu-bumbuan dan ikan segar. Selain itu, terdapat hari raya Natal yang akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat khususnya bahan makanan.

Namun demikian, masyarakat diharapkan tidak panik melaksanakan perayaan Natal karena Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku terus berupaya menjaga kestabilan harga-harga komoditas, khususnya bahan makanan. Penyelenggaraan kegiatan operasi pasar, pasar murah, dan manajemen stok terus digalakkan untuk menstabilkan harga.

Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi tahunan Maluku pada 2017 meningkat dibandingkan 2016 namun masih dalam level cukup rendah dan stabil. Peningkatan tekanan inflasi tersebut didorong oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang menguat. Penguatan tersebut seiring dengan membaiknya kondisi usaha sektor swasta sehingga ketersediaan lapangan kerja lebih terbuka.

Sementara pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan III- tahun 2016 tercatat 5,68 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,32 persen secara tahunan. Hal tersebut terutama disebabkan oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang tumbuh melambat. Kinerja konsumsi pemerintah yang mengendur seiring dengan ruang fiskal yang terbatas juga turut menahan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, laju pertumbuhan ekonomi Maluku tersebut masih lebih tinggi dibandingkan Nasional yang tercatat 5,02 persen.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Maluku tahun 2016 pada rentang 5,8-6,2 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,44 persen.

Membaiknya perekonomian Maluku pada tahun 2016 terutama didorong oleh mulai pulihnya Sektor Perikanan setelah terkena dampak moratorium Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Maluku tahun 2017 diperkirakan makin kuat yaitu pada rentang 6,1-6,5 persen. Proses Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) yang dilakukan serentak di lima kabupaten/kota diperkirakan mendorong perekonomian di awal tahun 2017. Sementara itu, kondisi usaha sektor swasta diperkirakan akan terus membaik pada 2017, sehingga akan mendorong kinerja investasi dan meningkatkan ketersediaan lapangan kerja, yang pada akhirnya mendorong kinerja konsumsi rumah tangga.

Pertumbuhan ekonomi Maluku tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 yang diperkirakan tetap kuat dan berada pada rentang 5,0-5,4 persen, terutama di topang oleh permintaan domestik.(TM02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *