Tanimbar, Wartamaluku.com – Perlu adanya intervensi dan pendampingan pemerintah dan gereja dalam menciptakan laki-Laki masa kini di Kepulauan Tanimbar yang bertumbuh dalam iman kekristenan dan mendukung pengembangan ekonomi keluarga. Hal ini disampaikan oleh Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon, SH. MH selaku pembawa materi dengan topik “Laki-laki masa kini di Kepulauan Tanimbar”, dalam Kegiatan Bakudapa Laki-Laki dan Perempuan GPM Klasis Tanimbar Utara (Tanut) yang diselenggara oleh Majelis Pekerja Klasis (MPK) dan Komisi Perempuan dan Laki-Laki GPM Klasis Tanimbar Utara (Tanut) di Gedung Gereja Pniel, Jemaat GPM Lumasebu, Sabtu (21/9/2019).
Diawal materi Bupati menyampaikan gambaran laki-laki Tanimbar masa dulu yang berwibawa dalam perangai, bermartabat tinggi melalui atribut yang dikenakan. “Laki-laki Tanimbar masa dulu adalah pesolek dan seorang visioner. Benda-benda yang dikenakan masa dulu, sebenarnya mau menunjukkan bahwa laki-laki Tanimbar memiliki wibawa dan punya harga diri, karena berwibawa maka adat-istiadat Tanimbar terangkat.” Jelasnya.
“Kaum laki-laki sudah menghargai kaum perempuan dalam pemberian benda-benda adat yang tidak ada di Tanimbar saat prosesi meminang anak perempuan seperti emas tua dan burung cenderawasih. Kenapa tidak diberikan kayu torem atau cangkang kerang yang ada di Tanimbar? Supaya martabat perempuan dihargai dan bernilai.” Ujar Bupati. Kewibawaan, penghargaan kepada perempuan, kerjasama dan kreatif memanfaatkan sumber daya yang dimiliki menjadi nilai yang harus di teladani oleh laki-laki masa kini Kepulauan Tanimbar dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
Dalam kegiatan ini pun dibuka sesi tanya-jawab peserta Bakudapa Laki-laki dan Perempuan dari 31 jemaat GPM Klasis Tanut kepada Bupati selaku pemateri. Peserta mengkhawatirkan lemahnya nilai adat-istiadat dalam masyarakat, semakin memudar penghargaan terhadap perempuan dan anak dan pengetahuan sejarah dan asal-usul oleh generasi yang mulai tergerus perkembangan zaman. Bupati menjawab keresahan tersebut dengan mengagendakan musyawarah adat. “Untuk itu akan dilakukan fasilitasi dengan diadakan musyawarah adat melibatkan berbagai tokoh adat desa dari ujung Molo Maru sampai ujung Selaru, menyepakati benda-benda adat yang dipergunakan pada peristiwa-peristiwa adat diberbagai daerah, pengunaan bahasa daerah dan pengunaan bahasa fordata sebagai bahasa foruk tertua. Menyusun peraturan secara berjeenjang untuk melakukan proteksi terhadap anak dan perempuan di Tanimbar” jelas bupati.
Dikatakan, Laki-laki masa kini di Kepulauan Tanimbar dihadapkan pada tantangan untuk bertumbuh dalam iman dan budaya, membentuk budaya kualitas diri, berkompetisi dalam meraih kesuksesan dan rendah hati. “Sukses tak harus menjadi pengusaha atau pejabat tetapi juga sebagai ibu rumah tangga, nelayan dan petani professional yang sukses melalui profesi kita masing-masing.” Ujar Bupati.
Lebih lanjut Bupati Petrus Fatlolon, juga menyampaikan pentingnya penguasaan kaum laki-laki dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. “Blok Marsela merupakan anugerah kepada kita tak hanya kaum laki-laki tetapi juga kaum perempuan, terlebih kaum laki-laki harus mempersiapkan diri harus memiliki kompetensi yang sesuai supaya anugerah besar dari Tuhan itu dapat kita rebut melalui sebuah kompetisi. Peluang yang ada yang dijanijkan bukan merupakan hadiah, tapi kita peroleh dari kompetensi ada tantangan disitu. Jadilah tenaga kerja terampil, tidak semata-mata bekerja di Blok Marsela tetapi kita rebut efek ganda pengembangannya.” Ujarnya.
Bupati menghimbau agar kaum laki-laki jangan sampai kaum laki-laki menjadi penghambat ekonomi keluarga, karena konsumsi minuman keras dan merokok berlebihan. Terakhir Bupati juga berpesan “Kalau bercita-cita menjadi lelaki sukses bekerja sekeras-kerasnya, sehebat-hebatnya untuk mencapai kesuksesan. Karena sukses bukan sebuah hadiah sukses tapi hasil perjuangan dan kerja keras.” Ujarnya menutup materi yaang dibawakan yang kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta. (Humas Setda KKT)