Penetapan Lokasi Kilang Blok Masela Berdasakan Hasil Kajian

Penetapan Lokasi Kilang Blok Masela Berdasakan Hasil Kajian

Ambon,Wartamaluku.com- Kebijakan Pemerintah Pusat (Pempus) dengan menetapkan pengelolaan Blok Masela di darat, mesti disambut secara bijak oleh pemerintah daerah. Olehnya itu, Gubernur Maluku, Ir Said Assagaff meminta Bupati dan Wakil Bupati Maluku Barat Daya (MBD) Barnabas Orno, dan Benjamin Thomas Noach agar dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak mempertentangkan penentuan lokasi itu lagi.

“Saya mintakan masalah penetapan lokasi tidak lagi menjadi pertentangan, kita serahkan pada hasil kajian ilmiah yang akan dilakukan. Sebab dimana saja lokasinya akan berdampak positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat MBD dan secara umum bagi Maluku,” tandas Gubernur.

Pemkab MBD juga diingatkan untuk dapat mempersiapkan daerah mereka sebagai kawasan pengembangan Blok Masela, dan siap menghadapi operasional blok migas abadi itu. Lebih lanjut gubernur katakan, Pemprov Maluku telah membangun komunikasi intensif dengan Pempus dalam hal ini Kementrian Energi dan Sumber Daya Miniral (ESDM) bersama sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia, seperti Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Universitas Padjajaran untuk menyiapkan langkah-langkah yang tepat dalam mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) anak-anak Maluku seputar teknologi pertambangan.

Sementara itu Bupati MBD, Barnabas Orno yang ditemui usai pelantikan dirinya sebagai Bupati MBD mengatakan, dirinya dan masyarakat berharap agar lokasi kilang itu bisa berada di MBD, kendati begitu dirinya tetap mengembalikan itu pada keputusan pemerintah provinsi (Pemprov) dengan tetap mengaju kepada kajian-kajian yang nantinya akan dilakukan.

“Saya harapkan ada di MBD, tetapi saya yakin pemerintah akan kaji secara arif dan bijaksana,” ujar dia. Dia katakan, untuk Blok Masela pasti akan dibanjiri ribuan orang, dan untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh sehingga rakyat MBD tetap utuh maka pada APBD 2017, Pemkab akan menganggarkan sejumlah anggaran untuk tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mengajar muatan lokal di sekolah. “Ajar persatuan dan kesatuan, ajar budaya Kalwedo,budaya persatuan dan kesatuan sehingga kalau orang luar datangpun mereka pengaruhi tetapi masyarakat kita tidak akan terpengaruh,” jelas dia. (WM-A3)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *