Ambon, Wartamaluku.com – Pemerintah Provinsi Maluku melalui dinas Ketahanan Pangan menghadirkan Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang diluncurkan pada kamis 4 April 2019 berpusat di kebun cengkeh, Ambon Maluku.
Dalam sambutan Plh Gubernur Maluku Hamin Bin Taher yang dibacakan oleh Staf bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Ahli Ronny Tairas mengatakan Program tokoh Tani Indonesia Center ini dilaksanakan dalam rangka ikut meminimalisir gejolak harga yang berakibat terjadinya inflasi di Provinsi Maluku.
Untuk pencapaian ketahanan pangan di Maluku merupakan salah satu pilar pembangunan daerah maupun nasional yang sangat fundamental bagi kemajuan pembangunan dan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, Perwujudan ketahanan pangan ini menempati posisi sentral dalam peningkatan produktivitas daerah maupun nasional serta perbaikan taraf hidup masyarakat di daerah.
“Bukan hanya ketersediaan dan kecukupan pangan tetapi juga akan memberikan gizi dengan komposisi cukup bagi peningkatan produktivitas dan memberikan dukungan pada peningkatan kualitas hidup dan berkelanjutan pembangunan di daerah ini”, ungkapnya.
Dia juga mengakui, persoalan yang dihadapi dalam pembangunan pangan yakni petani ini masih dihadapkan dengan fluktuasi harga produk komuditas yang dihasilkan. Karena harga komuditas pertanian khusus pangan selalu berfluktuasi terutama saat panen raya, harga pasti jatuh pada titik ekstrem terendah.
Namun akan terjadi sebaliknya harga akan melambung tinggi saat terjadi masa paceklik, konsumen menjadi terkendala oleh daya belinya dalam mengakses pangan dan menyebabkan sebagian masyarakat masuk menjadi kelompok masyarakat rawan pangan dan berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
Karena itu, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan II 2019 sesuai rilis dari Bank Indonesia dari sisi permintaan akan ditopang oleh komponen konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) dan Konsumsi Lembaga Non Profit melayani rumah tangga (LNPRT).
Lanjutnya, Pemerintah daerah melalui pengedalian inflasi daerah (TPID) telah melakukan upaya – upaya strategis guna menekan laju inflasi dengan lebih fokus pada bahan pangan strategis yang sering memicu inflasi, salah satunya adalah melalui dinas ketahanan pangan yang saat ini melounching Toko Tani Indonesia Center.
“Perlu saya sampaikan bahwa selama ini salah satu masalah terbesar pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat adalah masih panjangnya mata rantai distribusi pangan yang menyebabkan harga tidak stabil bahkan cenderung meningkat. Akibatnya, mempengaruhi daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya”, tandasnya.
Fluktuasi harga disebabkan adanya kenaikan permintaan menjelang HBKN (hari besar keagamaan nasional) seperti idul fitri, idul adha dan natal serta dampak dari kenaikan harga di pasar nasional peningkatan harga bahan pangan hampir pada semua komuditas, terutama bahan pangan yang diimpor dari luar Maluku atau yang terbatas ketersediaanya.
Beberapa komuditi seperti beras, telur, cabai, bawang merah, dan bawang putih sering menunjukan adanya peningkatan permintaan yang berdampak pada kenaikan harganya.
Sebagai contoh dalam beberapa hari kedepan kita menghadapi kegiatan sidi sebagai sebuah ritual agama basudara kristen dan pada bulan mei 2019 kita akan memasuki bulan ramadhan dan idul fitri bagi umat islam yang akan memicu kenaikan harga bahan pokok terutama bahan pangan yang disebabkan semakin tingginya jumlah permintaan akan bahan pangan strategis tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Maluku saat ini guna mengantisipasi gejolak harga pada saat dan menjelang HBKN antara lain melakukan operasi pasar disejumlah pasar tradisional dan bazar/pasar pangan yang dilaksanakan beberapa instansi di daerah ini.
“Olehnya itu, saya sangat mengapresiasi kehadiran tokoh tani indonesia center (TTIC) Maluku dan mengharapkan TTI Center dapat menyediakan pangan murah berkualitas dan aman. Adanya TTIC diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat karena harganya lebih murah dibanding harga pasar, sehingga meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan. Oleh karena itu, TTIC ini diharapkan dapat dikembangkan di kabupaten/kota se-Maluku”, tuturnya
Sementara itu, untuk kawasan yang jauh dari lokasi TTIC, dinas ketahanan pangan menyediakan sebuah armada TTI Mobile sehingga masyarakat tidak perlu lagi menyediakan biaya trasportasi untuk berbelanja kebutuhan pangan.
Untuk itu, pada kesempatan ini pula pimpinan OPD dan instansi terkait yang memiliki kepentingan yang sama dengan dinas ketahanan pangan provinsi Maluku dalam hal ini dinas perdagangan dan divre Bulog melakukan kerjasama secara sinergi dalam upaya untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan di daerah ini. Sekaligus mempertahankan komitmen menjaga stabilitas harga pangan dan pasokan menuju kemandirian ketahanan pangan di Maluku. (WM)