Pattinama Akui Penanaman Bibit Mangrove di Pulau Leti Gagal

Letti, Wartamaluku.com – Proyek Penanaman Bibit Mangrove di Pulau Letti Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dinilai gagal bahkan proyek tesebut terkesan asal – asalan.

“Penaman Mangrove pada di sejumlah desa di Kecamatan Letti yakni Desa Tomra, Desa Batumiau, Desa Laitutun dan Desa Nuwewang dinyatakan gagal total karena lokasi penanamannya tidak cocok untuk di tanami mangrove apa lagi di tanam dilaut ini sangat mustahil”, demikian dikatakan masyarakat desa Batumiau, pulau Letti, Kabupaten MBD kepada media ini, rabu, 22/01/2020.

Menurutnya, harusnya program yang mau dikerjakan mesti disertai dengan survei apakah layak bisa dilakukan penanaman bibit mangrove di suatu wilayah atau tidak.

Pasalnya, Mangrove itu hanya bisa di tanam di daerah lumpur. “Pohon itu tidak cocok ditanam di daerah pasir. Kami menduga proyek adalah proyek akal – akalan yang menghabiskan uang negara tetapi hasilnya tidak dinikmati oleh masyarakat.

Dikatakan, pohon mangrove yang ditanam di Desa Batumiau ternyata tidak terlihat satu pohon pun yang hidup alias tidak ada sama sekali.

Karena itu, masyarakat ini menduga proyek yang dikerjakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ini terkesan membuat proyek akalan – akalan untuk menghabiskan uang Daerah mengapa karena memang mangrove alias tongke – tongke sangat cocok hidup di lokasi lumpur bukan dalam laut.

“Bagaimana Mangrove mau bertahan kalau tidak ada lumpur, di daerah ini yang ada hanya pasir bukan lumpur. Karena itu, kami menghimbau kalau bisa Mangrove itu di tanam saja di bantaran kali nanti kalau sudah besar kan pasti akar – akarnya itu akan bertumbuh dan terus menjalar ke laut bahkan buahnya juga bisa bertumbuh di dekatnya,” ungkapnya.

Dijelaskan, jika ada indikasi daerah di rugikan maka sebagai masyarakat kami minta pihak Kejaksaan atau kepolisian untuk memanggil pihak terkait untuk bertanggung jawab atas proyek tersebut karena memang itu sengaja di buat untuk menguras anggaran yang di kelola oleh dinas itu boleh dikata uang rakyat dihabiskan untuk sesuatu yang tak berguna bagi rakyat.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) John Patinama mengakui proyek tersebut memang gagal karena faktor alam.

Menurutnya, proyek itu sengaja dibuat sebagai uji coba. kalau mangrove itu jadi maka akan ditambah lagi pada tahun berikutnya. Tetapi memang tidak jadi karena faktor alam.

Proyek itu dinyatakan gagal namun, saat tanya berapa anggaran Patinama mengatakan anggaranya sedikit saja. (WM/tim).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *