Namlea,Wartamaluku.com – molornya rencana Dewan Pimpinan Pusat (DPP) bersama Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya, untuk mendeklarasi sekaligus penyerahan rekomendasi kepada balon Bupati dan Wakil Bupati di lima Kabupaten/Kota di Maluku secara serentak di Kota Ambon 23 Agustus 2016 mendatang.
Mendapat kritikan dan tanggapan pedas dari berbagai kalangan termasuk simpatisan dan pendukung partai Golkar di provinsi penghasil cengkeh dan pala ini.
Mereka menilai partai Golkar Maluku menghadapi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di lima Kabupaten di Maluku tidak konsisten dengan apa yang telah direncanakan dan itu menunjukan bahwa partai Golkar tidak siap dalam menghadapi Pemilukada.
Sejumlah pendukung dan simpatisan Golkar yang tidak ingin namanya disebutkan mengungkapkan, molornya rencana deklarasi serta penyerahan rekomendasi kepada balon bupati maupun wakil bupati diduga kuat adanya permainan yang sengaja dilakukan oleh DPP maupun DPD Golkar.
Permainan itu karena ada deal-deal politik dengan calon – calon tertentu, sehingga penundaan deklarasi rekomendasi baru dapat dilaksanakan pada 31 Agustus mendatang” kami bukan menuduh tapi bisa saja penundaan ini karena ada deal-deal politik di kalangan petinggi-petingi partai, sehingga terjadi penundaan deklarasi secara tiba-tiba” kalau sudah begini kami nilai bahwa Golkar tak konsisten terhadap apa yang telah direncanakan sebelumnya.” Ungkap sejumlah simpatisan dan pendukung partai Golkar yang tidak ingin namanya disebutkan.
Penundaan deklarasi serta penyerahan rekomendasi balon bupati dan wakil Bupati Kata Mereka, telah menimbulkan pertanyaan besar di tengah – tengah masyarakat, bahkan saja menimbulkan bumerang bagi partai Golkar sendiri, saat pemilihan Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah itu berlangsung karena masyarakat telah bosan dengan trik-trik lama yang dilakukan partai berlambang pohon beringin ini.
Dampak buruk yang dimaksudkan pendukung dan simpatisan Golkar adalah, terjadi perubahan-perubahan nama – nama calon bupati dan wakil bupati yang sebelumnya telah ditetapkan akan berubah karena adanya permainan politik yang ujung-ujungnya adalah uang” kami takutkan saja bahwa penundaan politik ini akan terjadi perubahan terhadap nama-nama calon bupati maupun wakil bupati yang sebelumnya telah di tetapkan karena masalah uang” ungkap mereka
Jika itu sampai terbukti lanjut mereka, pasti akan muncul persoalan internal dalam tubuh partai Golkar yang berujung pada perpecahan kader maupun pendukung serta simpatisan yang pada akhirnya membawa kehancuran.
Olehnya pendukung dan simpatisan partai Golkar Maluku ini meminta Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto bersama Ketua DPD Partai Golkar Maluku Zeth Sahubrua, dapat mengambil langkah-langkah cepat, untuk meredam berbagai isu-isu yang beredar saat ini, jika tidak ingin adanya kehancuran dalam tubuh partai Golkar.
Bukan saja itu Ketua Umum DPP dan Ketua DPD Partai Golkar diminta, untuk mengevaluasi kembali rekomendasi yang akan dikeluarkan, sebab dari informasi yang diperoleh sebagian besar rekomendasi diberikan kepada mereka yang bukan berasal kader, sementara masih banyak kader Golkar yang dinilai layak dan pantas untuk di usung menjadi Bupati dan Wakil Bupati pada pentas politik 2017 mendatang.
Evaluasi ini dimaksudkan, sebab informasi menyangkut rekomendasi calon bupati dan wakil bupati yang akan dikeluarkan nanti, berlainan dengan keinginan dan aspirasi masyarakat saat ini, bahkan masyarakat kecewa kalau rekomendasi tidak diberikan kepada kader Golkar sendiri, sebab diakui pendukung dan simpatisan, bahwa besarnya partai Golkar bukan dari mereka yang berasal dari luar kader, melainkan dari kader serta pendukung dan simpatisan” mereka yang bukan kader tidak akan membesarkan partai, malah sebaliknya kader maupun simpatisan dan pendukung sendiri berjuang dan membesarkan partai, kalau sudah begini apa untungnya partai merekrut calon dari luar partai sementara masih banyak kader Golkar yang memiliki kualitas dan kapabilitas untuk di usung menjadi calon, apakah karena uang sehingga partai golkar rekrut calon non kader ataukah apa? ,” (Tim)