Miskin Identik Dengan Bodoh, MBD Miskin Tapi Tidak Bodoh

Ambon, Wartamaluku.com – Plt Bupati Maluku Barat Daya Benyamin Thomas Noach mengakui MBD dari prosentase merupakan kemiskinan terbesar sebanyak 31 persen dari total jumlah penduduk kurang lebih 77 ribu itu berarti sekitar 25 ribuan yang dikatakan miskin.

Namun, kalau dikatakan kabupaten Maluku Barat Daya adalah penyumbang kemiskinan terbesar di Maluku itu darimana, sebab total penduduk di Maluku kurang lebih 2 jutaan dan ada kabupaten yang jumlah penduduknya kurang lebih 500 ribu. Ungkap Noach kepada media ini di Ambon, kamis/30/05/2018.

Kemiskinan di Maluku menurut Plt Bupati, rata – rata di atas 20 persen, dari jumlah kuantitatif kemiskinan ada pada kabupaten/ kota dengan jumlah penduduk yang lebih besar.

“Oleh sebab itu, dari total penduduk 500 ribu disebut miskin 10 persen saja dari 500 ribu penduduk miskin tersebut menjadi 50 ribu masyarakat miskin, apalagi 20 persen”.

Maluku Barat daya dari jumlah penduduk 77 ribu yang disebut miskin kurang lebih 25 ribu penduduk, bila dibandingkan dengan kabupaten lain dengan jumlah penduduk 500 ribu yang dikatakan miskin 50 ribu. Jadi sebenarnya di Maluku ini kabupaten mana yang penyumbang kemiskinan terbesar ketika dilihat dari jumlah penduduk. Tanya Plt Bupati.

“Kita tidak pungkiri kalau Maluku Barat Daya miskin karena kami dulu adalah tenggara jauh, jauh dari pandangan, jauh dari pembangunan dan jauh dari perhatian Pemerintah,tetapi, 2008 MBD dimekarkan menjadi kabupaten Mandiri dan kurang lebih 10 tahun ini MBD membangun Hutan menjadi Kota, membangun daerah yang dulunya jadi tempat ternak sekarang menjadi kota”. Ucap Noach.

Orang dikatakan miskin apabila rata-rata pengeluaran per kapita per bulan itu dibawah garis kemiskinan. lanjutnya.

Selama ini memang sudah menjadi sebuah fenomena ataupun sebuah pandangan bahwa orang-orang miskin itu identik dengan kebodohan, jika perokonomiannya rendah atau lemah, atau sering juga disebut dengan “orang miskin”, maka secara otomatis dianggap bodoh. Tetapi masyarakat MBD dikatakan miskin namun banyak profesor, doktor yang berasal dari MBD.

Selain itu juga masyarakat MBD disebut miskin karena menghuni rumah yang sederhana, tetapi memiliki ribuan ternak kerbau, apakah itu masih dikatakan miskin? Salahnya dimana supaya bisa diperbaiki.  Tanya Noach lagi. (WM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *