Dobo, Wartamaluku.com – Kunjungan kerja Komisi IV DPR RI bersama Kementrian Kelauatan dan Perikanan yang di pimpin oleh kepala Badan Risert dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Zulfikar Moktar di kabupaten kepulauan Aru Provinsi Maluku Rabu, 72/2018.
Kunjungan Kerja (Kunker) di Provinsi Maluku khususnya di kabupaten kepulauan Aru untuk melihat pembangunan infrastruktur yang dibiayai APBN seperti sarana dan prasarana transportasi.
Selain itu, Kunker ini juga untuk meninjau langsung pembangunan pelabuhan perikanan pantai tipe C yang adalah kewenangan Pemerintah Provinsi Maluku.
Kunjungan kerja Komisi V DPR RI bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan juga memberikan bantuan KKP berupa kapal nelayan sebanyak 7 unit yang terdiri dari 2 unit 3GT, 3 unit 5GT dan 2 unit 10GT.
Selain kapal ada juga bantuan beberapa paket bantuan berupa alat tangkap dan asuransi nelayan bagi nelayan yg mendapat musibah.Demikian disampaikan wakil ketua komisi IV DPR RI Michael Wattimena kepada pers.
Menurutnya, konsumen produksi ikan terbesar di Indonesia 2/3 adalah berasal dari laut arafura, salah satunya kabupaten kepulauan Aru.
“Produksi ikan terbesar ada di laut arafura, itu berarti kabupaten kepulauan Aru adalah salah satu daerah yg memiliki kontribusi besar sebagai penyumbang ikan tuna dan cakalang bagi nagara”. ungkap Watimena.
Menurut Wattimena walaupun sebagai daerah penyumbang hasil laut ikan di negara, namun sampai saat ini masih banyak masyarakat nelayan di Aru yang hidup di bawah garis kemiskinan. Maka dengan adanya kunker yang dilakukan oleh KKP dan Komisi IV DPR RI ini untuk melihat secara langsung apa yg menjadi permasalahan, apa yang menjadi kendala masyarakat nelayan untuk di perjuangkan pada rapat, dengar pendapat dengan Dirjen dan juga raker bersama ibu menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, guna memperjuangkan fasilitas infrastruktur dalam rangka melindungi para nelayan, memperdayakan para nelayan dan mensejahterakan para nelayan nelayan.
Sedangkan terkait dengan sona penangkapan ikan yang sudah di tentukan dengan banyaknya kapal yang GTnya besar yaitu di atas 30 GT yang melakukan pencarian ikan di Aru agar tidak terjadi konflik dengan nelayan lokal maka dengan adanya kehadiran KKP ini akan bekerja sama dengan navigasi untuk mengatur alur terkait sona penangkapan tersebut.
Dengan demikian kapal yang GTnya di atas 30 tidak melakukan penangkapan di area di Bawah 12 mil yang merupakan area oprasi nelayan kecil. Tandas Wattimena.
Selain itu juga, dirinya berkomitmen sebagai anak Maluku akan memperjuangkan aspirasi masyarakat nelayan di pusat agar nelayan di kepulauan Aru bisa berkembang menjadi nelayan yg maju demi peningkatan kesejahteraan yang lebih baik. (HK/WM)