Ambon, Wartamaluku.com – Balai Kesehatan Paru Masyarakat Maluku kini memiliki pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) khusus paru.
Menurut Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat Maluku, dr. Adonia Rerung, M.Kes mengatakan, kehadiran UGD di Balai Kesehatan paru ini dapat membantu secara khusus bagi masyarakat yang mengobati dan menangani masalah paru. Ungkap Rerung dalam kegiatan Coffi Morning, Kamis 17/6/2021.
Balai yang berdiri sejak tahun 1970 ini, memiliki berbagai poliklinik diantaranya, Poli Klinik spesialis Penyakit Paru, Poli Klinik spesialis Anak, poli klinik spesialis jantung dan poli dokter umum.
Selain itu, ada juga pemeriksaan penunjang yakni laboratorium darah dan TB, rontgen, USG, EKG, Treadmill, sprirometri, smokerlyzer (co smoker).
Rerung mengungkapkan terkait dengan penyakit dan masalah paru-paru di Maluku cukup banyak. Mulai dari yang ringan hingga berat. Umumnya masyarakat yang datang dengan keluhan asma, sesak napas, hingga batuk berdarah.
Namun, dikatakan, hal itu berkaitan dengan pola hidup yang tidak tepat, banyak juga yang datang dengan keluhan di paru-paru. “Makanya itu kita mau bantu berikan pelayanan khusus dan tepat. Juga nanti edukasi kepada masyarakat”. Ungkapnya.
Ditambahkan, masyarakat biasa juga memanfaatkan UGD Paru. Seperti untuk pemeriksaan kapasitas paru untuk syarat masuk tes angkatan, tes bagi atlet atau checkup kesehatan berkala.
Menurutnya, selain pelayanan kepada pasien umum, Balai Kesehatan paru masyarakat Provinsi Maluku juga tetap melayani masyarakat kurang mampu dan pasien BPJS Kesehatan.
Karena, menindaklanjuti instruksi Gubernur saat kunjungannya di RSUD dr. M. Haulussy beberapa waktu lalu.
“Kita disini menjadi rujukan pasien BPJS, jadi kalau pasien atau masyarakat yang datang tetap dilayani.
Pasien-pasien lainnya juga ditangani seperti biasa, ada yang dikategorikan tidak mampu tetapi sesuai instruksi gubernur, kalau tidak mampu tetap dilayani dengan baik, karena pak Gubernur mengatakan nanti pemda menanggulangi,”ungkapnya
Dikatakan, balai kesehatan ini memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berkaitan paru termasuk gangguan gizi.
“Ketika dokter spesialis memeriksa ada gangguan gizinya keterkaitan dengan penyakit paru-paru langsung di rujuk ke gizi untuk diberikan bimbingan gizi sesuai pendekatan termasuk makan dan semua dari APBD,”ucapnya.
Untuk triwulan I, pihaknya telah menangani 16 kasus TB terkonfirmasi bakteriologi, berdasarkan hasil pemeriksaan TCM yang dilakukan oleh laboratorium kultur. hanya saja untuk penanganannya belum dilakukan rawat nginap, tetapi pelayanan luar gedung atau home visit.
“Home visit kunjungan untuk mengontrol pasien misalnya TBC apakah dia minum obat rutin dan lain sebagainya setiap sebulan,”
Hanya saja, menurutnya ada yang terbaru, dengan dibukanya IGD untuk pasien sesak nafas pukul 08.30, sedangkan pasien batuk darah 16.000, tentu didukung dengan tenaga kesehatan baik itu perawatn maupun dokter spesialis, didukung dengan peralatan yang lengkap serta lab TBC dan Lab darah bantuan dari kementerian.(WM)