Ambon, Wartamaluku.com – Sekretaris Daerah Provinsi Maluku yang juga Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang, bersama dengan Kepala BPSDM Provinsi Maluku Hadi Sulaiman, dan Plt. Kabiro Humas dan Protokol Setda Maluku Melky Lohy, mengunjungi orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19 yang sementara di karantina di Badan Diklat Maluku, Wailela, Ambon, Kamis (26/3).
Sebanyak 14 ODP yang di karantina tersebut adalah rekan dari pasien 01 (positif Covid-19) yang sebelumnya menginap di Hotel Amaris, Ambon. Selain mengunjungi dan berdialog dengan para ODP, Sekda yang datang bersama relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang tergabung dalam Gugus Tugas juga melakukan sterilisasi dengan menyemprot disinfektan di seluruh ruangan asrama maupun perkantoran BPSDM Maluku.
Dalam kunjungan itu, Kasrul mengatakan, selain informasi Hoax, penilaian masyarakat terhadap ODP juga menjadi perhatian mereka. Salah satunya adalah perlakuan untuk tidak bersentuhan langsung dengan ODP. Stigma atas pandangan tersebut sudah beredar luas di masyarakat. Akibatnya para ODP merasa dikucilkan, atau mendapat perlakuan diskriminasi.
“Jadi seluruh diklat kementerian yang memiliki asrama, akan kami gunakan (untuk karantina, red). Tentunya dibarengi dengan sosialisasi ke masyarakat sekitar. Jangan sampai masyarakat sekitar pun merasa tidak aman. Rasa aman inilah yang perlu kita jelaskan ke masyarakat,” katanya.
Bila melihat daerah lain, lanjut Kasrul, trend penyebaran Covid-19 selalu naik, namun kembali turun. Apabila trend kasus meningkat drastis, dia mengakui pihaknya bakal kewalahan, baik dari aspek prasarana, sumberdaya manusia, maupun aspek lainnya.
“Tapi kalau trendnya naik pelan-pelan, masih bisa kami atasi,” ujarnya.
Salah satu ODP berinisial JO (30), menanyakan prosedur pemeriksaan sampel. Sampel ini, diketahui telah dikirim Gugus Tugas Maluku ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, beberapa waktu lalu.
“Ternyata harus dua kali ambil. Kalau misalnya hasil pemeriksaan sampel yang pertama, (insya Allah negatif), masih harus ada satu kali lagi. Jadi memang prosedur kesehatannya seperti itu,” ujar Kasrul.
Meski begitu, Kasrul meminta agar para ODP ini tidak perlu merasa khawatir. Segala kebutuhan mereka selama di karantina, akan difasilitasi oleh Gugus Tugas melalui BPSDM Maluku.
“Selama berada disini, adik-adik tidak perlu khawatir. Kalian difasilitasi,” katanya memberi semangat.
JO juga menanyakan, kapan hasil sampel dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan bisa mereka ketahui. Menjawabnya, Sekda mengatakan, semestinya hasil pemeriksaan sampel pada hari ketiga, sudah bisa diketahui hasilnya. Hanya karena yang mau diperiksa jumlahnya ribuan sampel dari berbagai daerah di Indonesia, membuatnya harus menunggu daftar antrian.
“Kita punya kelemahan itu, hari ketiga sudah bisa tahu (sampel sudah diterima). Mungkin karena antrian di sana. Kan puluhan ribu sampelnya itu. Jadi kita sangat tergantung di sana memang,” jawabnya.
Meski begitu, Kasrul meyakinkan, bila permasalahan ini telah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo, saat Gubernur Maluku Murad Ismail melakukan rapat terbatas melalui video conference dengan presiden, beberapa hari lalu.
“Persoalan kita disitu. Sampel cuma diperiksa di Jakarta, Surabaya, dan Jogjakarta. Makassar pun belum ada. Adik-adik lama disini karena kita tunggu sampel. Padahal sampel itu dua hari (pemeriksaan) saja. Mungkin kita jauh dan antriannya mungkin banyak, jadi kita belum dapat hasilnya,” jawab Kasrul lagi.
Selama dikarantina di BPSDM, para OPD ini menempati ruangan asrama di gedung bagian belakang lantai II Kantor Badan Diklat Maluku.
Sementara itu, data update Covid-19 di Provinsi Maluku per pukul 12.00 WIT tanggal 26 Maret 2020 dari Gugus Tugas Maluku, mencatat 1 orang positif, 4 orang PDP, dan 98 ODP. Pasien dalam status positif Covid-19 yang kini diisolasi dan dirawat di RSUD dr. Haulussy juga telah menunjukkan perubahan yang semakin membaik. (**).