Ambon, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Said Assagaff menilai, kesadaran bela negara perlu ditanamkan kepada setiap warga negara guna menangkal berbagai potensi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Assagaff dalam sambutan tertulisnya dibacakan Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Ronny Sam Wolter Tairas, pada kegiatan Pembentukan Kader Bela Negara, yang diselenggarakan, di Ambon, Rabu (15/11).
Kegiatan yang digelar Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan, Kementrian pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia ini, diikuti 130 peserta yang terdiri dari masyatakat biasa, pemuda dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme. Seolah-olah kewajiban dan tanggungjawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia.
Padahal pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara,” ujar Gubernur.
Dijelaskannya, bela negara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela negara non fisik dapat di defenisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
“Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negata republik Indonesia,” tandasnya.
Diakuinya, perkembangan lingkungan strategis baik secara global, regional maupun nasional yang terjadi akhir-akhir ini sangat mempengaruhi Indonesia baik dalam bentuk ancaman militer, ancaman non militer atau ancaman hibrida.
Sehingga, dia menyebutkan, ini menuntut adanya bentuk pertahanan negara yang efektif dan berdaya tangkal tinggi, yang didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk mewujudkan dan mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan dan daya tangkal yang tangguh.
Lebih jauh Assagaff katakan, keterlibatan warga negara dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi.
Diantaranya, menurut Assagaff, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat.
Dia juga menyebutkan, termasuk tidak memaksakan kehendak, menamkan kecintaan terhada tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat, berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata.
“Selain itu, meningkatkan kesadaran dan kepatutan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi hak asasi kemanusian serta pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia,” paparnya.
Jika seluruh komponen bangsa dibentuk dengan karakter cinta tanah air, maka Assagaff katakan, akan terwujud partisipasi aktif dalam bela negara baik secara fisik maupun non fisik. “Sehingga berbagai potensi yang pada gilirannya merupakan ancaman, nganguan, hambatan dan tantangan keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan di hilangkan sama sekali,” ujarnya.
Dirinya berharap, melalui kegiatan ini akan lahir kader-kader bela negara yang memiliki komitmen, dedikasi dan semangat bela negara yang tangguh, demi menjaga eksistensi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini, berlangsung di LPMP Maluku, mulai dari tanggal 15 hingga 17 November.
Sejumlah narsumber yang dihadirkan, pada kegiatan ini antara lain: Direktur Veteran Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Herman Djatmiko dan Kasubdit Lingkungan kerja Kolonel Inf. Sudi Prihatin, Direktorat Bela Negara Ditjen Ponhan Kemenhan, yang menyampaikan materi tentang Tataran Dasar Bela Negara.
Kemudian ada Direktur Bimas Polda Maluku Kombes Pol. Moh. Yamin yang menyampaikan tentang Bahaya Narkoba, lalu Komandan Komando Pendidikan Bela Negara, Rindam XVI Pattimura Letkol Inf. Rico Pesulima, serta Kabid Hubungan Antar Lembaga, Kesabangpol Provinsi Maluku, Drs. Haupea Supiat, M.Si yang membawakan materi Wawansan Kebangsaan. Sedangkan Kabid Pendidikan Dakwah dari forum koordinasi pencegahan terorisme (FKPT) Maluku Dr. Abdul Rauf MAg menyampaikan materi tentang Pencegagan Radikalisme dan Terorisme.(WM)