Ambon,Wartamaluku.com – Insiden berdarah yang menewaskan dua warga di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) menuai respons serius dari Anggota DPRD Provinsi Maluku Dapil VI (Tual, Maluku Tenggara, dan Kepulauan Aru), Yunus Serang.
Ia menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus mendesak tanggung jawab penuh dari aparat kepolisian dan pemerintah daerah.
“Atas nama pribadi dan sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku, saya turut prihatin dan berduka cita atas meninggalnya dua saudara kita dalam insiden ini. Ini bukan hanya tragedi kemanusiaan, tapi juga bukti lemahnya penanganan konflik yang sudah berulang kali terjadi di daerah kita,” ujar Yunus Serang kepada wartawan di Ambon , Kamis (20/3/22025).
Menurut Serang, konflik horizontal yang kerap terjadi di wilayah Malra seharusnya menjadi perhatian serius semua pihak, terutama aparat keamanan dan pemerintah daerah. Ia menilai penanganan konflik selama ini cenderung lambat, bahkan terkesan diabaikan.
“Masalah seperti ini sudah terjadi berulang kali, tapi tidak pernah tuntas. Apakah harus menunggu Gubernur turun tangan baru bisa selesai? Selama ini, pola seperti itu yang terjadi di lapangan. Di Kei Besar juga kasus-kasus seperti ini dibiarkan berlarut-larut,” katanya.
Serang juga menyoroti dugaan adanya pengalihan isu dalam penanganan konflik tersebut. “Jangan sampai ini memang disengaja, sebagai pengalihan isu karena ada sesuatu yang ingin ditutupi. Masyarakat akan membaca itu, dan nanti akan terlihat,” ujarnya.
Ia pun membandingkan situasi saat ia menjabat sebagai Wakil Bupati Maluku Tenggara. Menurutnya, penyelesaian konflik kala itu dilakukan dengan cepat karena ada keseriusan dan sinergi antarlembaga, termasuk Kesbangpol sebagai unsur penting dalam penanganan konflik sosial.
“Dulu, kalau ada masalah, Pak Bupati Andre langsung perintahkan saya turun sebagai Wakil Bupati untuk menyelesaikan. Dan yang paling aktif dalam situasi itu adalah Kesbangpol, karena mereka adalah ‘polisinya’ pemerintah daerah. Tapi sekarang, mereka seperti tidak punya peran,” tegasnya.
Serang juga mendesak agar aparat kepolisian segera menangkap pelaku dan memprosesnya secara hukum agar tidak memicu konflik lanjutan di tengah masyarakat.
Ia memperingatkan bahwa penyelesaian yang hanya bersifat mediasi tanpa proses hukum bisa berdampak fatal.
“Masyarakat menuntut agar pelaku ditangkap. Polri harus cepat, jangan hanya kumpul, bicara, lalu selesai. Ini sudah ada korban jiwa. Kalau tidak ditangani serius, akan menimbulkan dendam dan konflik susulan,” ucapnya.
Di tengah suasana duka, Serang juga mengajak seluruh masyarakat Maluku Tenggara untuk menahan diri dan menjaga kerukunan, khususnya dalam suasana bulan suci Ramadhan. Ia menekankan pentingnya mengedepankan nilai-nilai budaya lokal Kei dalam menyikapi situasi ini.
“Mari kita jaga kerukunan antarumat beragama, apalagi ini bulan suci Ramadhan. Kepada keluarga korban, saya berharap kita semua bisa menahan diri. Falsafah hidup kita orang Kei adalah Ain Ni Ain – satu rasa, satu jiwa. Itu yang harus kita utamakan. Tapi hukum tetap harus ditegakkan,” pungkasnya.
Insiden yang menewaskan dua warga ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan sosial antar kelompok di wilayah Maluku Tenggara.
Konflik seperti ini bukan kali pertama terjadi, bahkan dalam lima tahun terakhir tercatat beberapa kali gesekan yang mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian materi.
Pemerintah daerah dan aparat keamanan dinilai belum mampu menciptakan sistem deteksi dini dan penyelesaian konflik secara komprehensif.(*)