Ambon, Wartamaluku.com – Impin Partai Golkar menjadi ketua DPRD Provinsi Maluku kandas, pasalnya, Partai berlambang pohon beringin ini hanya mampu meraih 6 kursi, masing-masing dari Dapil VII Maluku Barat Daya-Kepulauan Tanimbar, Dapil VI Maluku Tenggara-Aru – Kota Tual, Dapil I Kota Ambon, Dapil II Maluku Tengah dan Dapil II Buru-Buru Selatan yang mendapatkan 2 kursi, sedangkan kabupaten SBB dan SBT nihil alias tanpa kursi.
Namun, Golkar tetap pada posisi semula yakni kursi wakil ketua DPRD Maluku sedangkan PDI Perjuangan tetap menduduki kursi Ketua DPRD Maluku dengan perolehan 7 kursi yang menyebar merata di setiap daerah pemilihan.
“Kegagalan Partai Golkar dalam meraih suara pada Dapil SBB dan SBT menjadi evaluasi. Kita legowo terhadap kemenangan PDI Perjuangan karena konsulidasi mereka sangat luar biasa dan kami mengucapkan selamat bagi teman-teman PDI Perjuangan” ujar Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Partai Golkar Maluku, Richard Rahakbauw SH kepada awak media di Gedung Parlemen Karang Panjang, Senin (20/5/19).
Menurutnya, Golkar akan melakukan evaluasi secara menyeluruh setelah kursi Golkar di DPR RI hilang karena suara tidak mencukupi sekaligus mengevaluasi kinerja Ketua DPD II Kota Ambon, Richard Louhenapessy dan Mukti Keliobas di Seram Bagian Timur.
Perlu menjadi catatan, bahwa keberhasilan Partai Golkar untuk meraih kursi Ketua DPRD Kota Ambon murni perjuangan pribadi masing-masing Caleg bukan perjuangan Louhenapessy. Karena itu, kinerja Louhenapessy yang juga Walikota Ambon dan Bupati SBT Mukti Keliobas sebagai Ketua DPD II akan dilaporkan ke DPP .
“Artinya kalau DPR RI kita gagal itu bukan karena kesalahan ketua DPD I, Said Assagaff saja tetapi kesalahan Louhenapessy dan Keliobas yang tidak maksimal kerja untuk partai. Karena itu, kedepan DPP bisa menempatkan kader yang loyal bagi partai bukan yang hanya mementingkan pribadi sendiri” ujar Rahakbauw.
Padahal menurut Rahakbauw Partai Golkar berjasa bagi kesuksesan Louhenapessy menuju kursi Walikota Ambon tanpa mahar. Sayangnya, setelah menempati kursi walikota Ambon selama dua (2) periode, Louhenapessy dianggap tidak loyal.
Sementara itu, dari sumber yang tak resmi, kuat dugaan, Louhenapessy pada pemilihan legislative kemarin tidak bekerja bagi partai Golkar namun bagi Partai NasDem. Ketidakloyal Louhenapessy seperti menampar partai Golkar karena tidak setia dan lebih memilih bekerja kepada partai lain ketimbang membesarkan Partai Golkar.