Hasil Peneliti, Sungai di Buru Sudah Tercemar Sianida

Ambon, Wartamaluku.com – Kepala dinas ESDM Provinsi Maluku Martha Nanlohy mengaku sudah berbagai upaya, cara dilakukan terkait pencemaran lingkungan di Gunung botak, namun tidak berhasil.

Tercemarnya, lingkungan di kabupaten Buru diakibatkan adanya pengolahan emas gunung botak dengan menggunakan bahan merkuri dan sianida yang sudah melampaui batas.

“Berbagai cara sudah kami lakukan namun, belum berhasil mengatasi persoalan yang ada di gunung botak.” Ungkap Nanlohy kepada wartawan di kantor Gubernur Maluku, jumat, 7/09/2018.

Sementara itu menurut hasil penelitian yang dilakukan ahli kimia dari Universitas Pattimura Ambon Yustinus Male mengungkapkan penggunaan merkuri dan sianida di gunung botak sudah di ambang batas, sebab bahan kimia jenis sianida maupun merkuri pada beberapa sungai atau kali di Pulau Buru telah tercemar alias sudah melampaui ambang batas kewajaran.

Menurutnya, Salah satu metode yang dianggap paling praktis dan mudah serta cepat mendapatkan emas, adalah menggunakan bahan kimia berbahaya yakni merkuri dan sianida ini, tanpa memperhitungkan dampak kerusakan lingkungan yang ada.

Untuk diketahui, sianida dan merkuri ini sangat berbahaya bagi mahluk hidup. Karena beberapa sungai atau kali di buru tingkat pencemarannya sudah memprihatinkan. Ungkap peneliti Unpatti ini.

“Berdasarkan hasil riset yang dilakukan
pada beberapa sungai dan kali di kabupaten Buru ternyata ditemukan bahwa kandungan bahan kimia berbahaya ini sudah tercemar dan sangat memprihatinkan, yakni telah mencapai 6,54, karena seharusnya, ambang batas atau toleransi kandungan Sianida yang aman adalah 0,5.” Tuturnya.

“Untuk kandungan sianida itu sangat berbahaya. Akibat pencemaran tersebut ternak berupa sapi banyak yang mati karena mengkonsumsi air sungai yang telah tercemar, ” ujarnya.

Dari hasil penelitian tersebut tambahnya, bisa dipastikan penduduk Maluku terancam kehidupannya. Lantaran biota laut juga ikut terpapar radiasi zat kimia berbahaya.

“Jika pemerintah tidak serius menangani persoalan ini. Maka tinggal menunggu waktu saja masyarakat akan menanggung akibat yang sangat fatal, ” katanya. (WM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *