Harga Cengkih Dan Kopra Mengalami Peningkatan

Harga Cengkih Dan Kopra Mengalami Peningkatan

Ambon,Wartamaluku.com- Harga komoditi ekspor andalan Maluku dari hasil perkebunan berupa cengkih dan kopra kini mulai naik kembali setelah bertahan sejak bulan Desember 2016 lalu.

Hasil pantauan di lokasi transaksi di kawasan pertokoan Pantai Mardika, Senin (9/1), para mengumpul menawarkan harga cengkih sebesar Rp89.000/kg atau naik dari sebelumnya Rp85.000/kg.

Sedangkan harga kopra yang bergerak naik pada bulan Desember dari Rp9.000 menjadi Rp10.000, kini memasuki minggu kedua Januari juga ikut naik ari Rp10.000 menjadi Rp11.000/kg.

Inang, pengumpul yang biasanya melakukan transaksi di Pulau Buru mengatakan, bahwa tadi pagi setelah menjual hasil pembeliannya di Pulau Buru kepada salah satu agen pengumpul di kawasan pantai Mardika ternyata kedua hasil perkebunan ini harganya sudah naik.

“Lumayan juga, sebab harga cengkih yang selalu saja terjadi perubahan harga yang tidak menentu kini naik dari Rp85.000 menjadi Rp89.000/kg,” katanya.

Ia berharap harga tersebut bertahan agar hasil panen para petani di daerah bisa melakukan penjualan dengan memanfaatkan harga yang membaik.

“Begitu juga kopra yang tadinya kurang diperhitungkan oleh perajin sebab harganya kurang memuaskan, kini bergerak naik cukup bagus yakni Rp11.000/kg,” ujarnya.

Menurut dia, perubahan harga kopra ini sangat menguntungkan pengrajin, sebab beberapa tahun yang lalu harga kopra biasanya hanya mencapai Rp6.000 hingga Rp7.000/kg, kemudian berlahan-lahan bergerak naik hingga mencapai Rp9.000/kg pada awal tahun 2016. Kini sudah naik lagi menjadi Rp11.000/kg.

Sedangkan harga hasil perkebunan yang lain seperti fuli pala juga masih tetap bertahan dengan harga Rp120.000/kg.

Biji pala bundar juga bertahan dengan harga Rp65.000/kg, sedangkan sedikit keriput harganya sedikit dibawah yakni Rp60.000/kg.

Inang menambahkan, biasanya para pengumpul yang membeli hasil di Ambon dan kembali dijual di Surabaya selalu memantau harga di Surabaya sebelum melakukan transaksi di Ambon, agar tidak merugi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *