Hanya Ingin Cocokan Data, Kepala BPDM Tepa Tega Usir Petugas Inspektorat MBD

kantor BPDM Maluku

Tiakur, Wartamaluku.com – Akibat laporan Kepala Desa Telalora yang tidak melakukan pertanggungjawaban keuangan secara transparan selama tahun 2016 dan 2017, pihak Inspektorat melakukan pencocokan data ke Bank Pembangunan Daerah Maluku di Kota Kecamatan Tepa, kabupaten maluku barat daya, namun Niat baik ini justru diabaikan ketika petugas hadir saat itu diperlakukan tidak manusiawi dengan cara mengusir Yoke Rangkoli, pejabat Inspektorat yang ditugaskan.

Kinerja Petugas Bank yang tidak mendukung Pemda MBD seperti ini, baiknya diberi teguran oleh pihak Kantor Pusat BPDM di Ambon. Yoke Rangkoli kepada media ini, Jumad, (17/110, mengatakan, ia merasa malu ketika diperlakukan tidak adil oleh kepala Bank BPDM Tepa yang mengusir dirinya keluar dari kantor akibat mempertanyakan beberapa dokumen penting terkait pencairan dana yang dicairkan sepihak oleh kepala desa tanpa peran bendahara desa Telalora, sementara bendahara sendiri diketahui telah lama tidak menjalankan tugasnya.

“Saya kan hanya ingin mencocokan saja data pencairan dana itu. Saya menyapa beliau juga dengan baik kok. Bagaimana mungkin bendahara tidak dilibatkan dalam urusan ini, termasuk tandatangannya. Desa Telalora itu sudah dua tahun dananya dicairkan mulai tahun 2016 700 juta dan 2017 yang nilainya 1 milyard lebih namun bendahara tidak disertakan dalam urusan ini.

Hanya itu yang saya ingin tau, malah Kepala Bank merasa tidak nyaman dengan kehadiran saya dan menyuruh saya keluar dari bank dengan nada yang tidak bersahabat”, kata Yoke kesal.

Ia juga menjelaskan, selama dirinya melakukan pemeriksaan di Pulau Marsela, banyak pengeluhan masyarakat termasuk para kepala desa yang mengatakan dana yang mereka terima kebanyakan tidak berurusan dengan pihak bank, melainkan dengan Rudy Luter, salah satu pengusaha ternama di daerah itu.

Para kepala desa mengeluh dengan alasan bahwa ketika mereka ingin berurusan dengan bank, tetapi alasan dari bank karena ketersediaan uang yang tidak cukup sehingga pihak bank lebih mengarahkan kepala desa yang ingin membeli material untuk membangun berurusan dengan Rudy Luter untuk kebutuhan mereka. Sedangkan dana desa nanti akan ditransfer oleh BPDM ke Rekening Rudi.

“Kepala desa mengeluh seperti itu. Justru ketika mereka berurusan dengan Cina itu (maksudnya Rudy), maka tidak lagi berurusan dengan uang melainkan barang. Ini saya bisa buktikan karena hampir semua laporan pertanggungjawaban, nama Rudi ada di seluruh pertanggungjawaban itu.

Yang lebih mengherankan adalah desa Telalora yang mencairkan dana dengan cara kerja yang bisa dicurigakan, karena itu mengapa saya ingin cocokan datanya di bank, malah saya justru diusir”, ungkap Yoke dengan nada kecewa karena sebagai seorang ibu ia diperlakukan seperti itu di tempat umum.

Kepada media ini, iapun mengatakan, sebagai petugas yang ditugaskan dirinya belum menyampaikan hal tersebut kepada pimpinannya. Hanya karena dirinya merasa malu akibat perlakukan pimpinan bank BPDM di Tepa itu, maka informasi inipun disampaikan kepada media untuk dipublikasikan. [001/fren]

Pos terkait