Langgur,Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Said Assagaff meminta setiap kepala desa di Maluku, untuk mewaspadai kehadiran orang-orang dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau Islamic State of Iraq and Sham (ISIS).
“Adanya konflik di negara Filipina Selatan, melibatkan kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi, Mindanao, Filipina Selatan, maka kita di Maluku juga musti waspada, agar mereka tidak masuk ke daerah kita,” ujar Gubernur Assagaff, saat berbicara sebagai keynote speaker, pada Workshop Penggunaan Dana Desa, di Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Jumat (16/6).
Kepada sekitar 190-an Kepala Desa (Kades) dari Kabupaten Malra dan Kota Tual, yang hadir sebagai peserta workshop, Assagaff mengingatkan, pelabuhan di Kepulauan Maluku bersifat terbuka sehingga mungkinkan disinggahi siapa saja.
“Orang dari mana saja, bisa bebas merapat dengan perahu di pantai-pantai kita. Bahkan bisa langsung sewa rumah, dan tinggal menetap di situ,” kata Assagaff, yang pada workshop ini didampingi Bupati Maluku Tenggara Anderias Rentanubun. Di sinilah, menurut Assagaff, peran penting dari seorang kepala desa sangat dibutuhkan, terkait kewaspadaan.
Dia katakan, jika warga atau terutama kepala desa melihat keberadaan orang asing, orang tidak dikenal, harus langsung minta identitas yang bersangkutan, lalu dilaporkan ke aparat keamanan setempat atau terdekat. “Kita tidak boleh membiarkan sedikitpun, bibit-bibit ISIS muncul di daerah kita. Tulang punggung pemerintah itu, ada di desa. Jadi kepala desa, termasuk Babinsa (bintara pembina desa), harus waspada,” ujarnya mengingatkan.
Assagaff mengaku membaca di media, ada sedikitnya 16 titik yang kemungkinan menjadi lokasi bibit radikalisme itu muncul. Termasuk kemungkinan muncul di Maluku. “Mereka yang dengan paham ISIS dari Filipina ini, bisa masuk dari mana-mana. Datang bisa lalu masuk ke wialayah-wilayah yang ada di Kepulauan Maluku. Bisa saja mereka ke Morotai (Maluku Utara), langsung ke Pulau Buru dan wilayah-wilayah lain yang ada di Maluku,” papar Assagaff.
Karena itu, Assagaff katakan, jika ada orang yang masuk ke desa dab tidak dikenal, pada saat-saat seperti ini, langsung ketemu orangnya dan minta identitasnya. Ada maupun tidak ada identitas, Assagaff minta supaya dilaporkan ke Kades atau Babinsa. Jangan biarkan bibit-bibit paham ISIS tumbuh di daerah kita.
“Saya ingin membangun daerah kita yang aman, damai, religius dan sebagai laboratorium kerukunan antarumat beragama terbaik di Indonesia. Jadi mari sama-sama kita jaga daerah ini,” tandasnya.
Sebelumnya, di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2017), saat menghadiri acara buka puasa bersama dengan sejumlah pimpinan media massa nasional, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan, ada potensi pergeseran kekuatan kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi, Mindanao, Filipina Selatan, ke Indonesia.
Kelompok teroris tersebut menurut Gatot, diperkirakan masuk melalui daerah-daerah perbatasan di bagian utara seperti Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, dan Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
“Ada loncatan ISIS dari Marawi ke Bitung, Morotai, dan seterusnya. Itu loncatan yang memang mudah. Hal ini yang sama-sama perlu kita waspadai,” ujar Gatot. Di Indonesia sendiri, lanjut Gatot, sudah terbentuk “sel-sel tidur” yang jika “dibangunkan” akan membentuk jaringan radikal. “Oleh karena itu, kekuatan pertahanan saat ini tengah difokuskan untuk menjaga wilayah perbatasan untuk mencegah masuknya jaringan ISIS. ada di hampir semua provinsi di Indonesia ditanggapi beragam oleh sejumlah pihak,” ungkap Gatot.