Saparua, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Murad Ismail memimpin upacara HUT pahlawan nasional asal Maluku Kapitan Pattimura ke – 202 yang dilaksanakan di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Upacara peringatan perjuangan Kapitan Pattimura ke-202 ini, diawali dengan peletakan karangan bunga di monumen Kapitan Pattimura oleh Gubernur Maluku,Murad Ismail sebagai Upu Latu,
Dalam sambutan Gubernur mengatakan, sejarah mencatat, bahwa begitu penting dan berharganya Maluku dalam peta Geo-Ekonomi dunia, maka Maluku merupakan daerah tujuan utama datangnya para penjajah di Nusantara dan menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang banyak dijajah oleh pelbagai bangsa di dunia dan memakan waktu paling lama, yaitu: Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Gubernur menjelaskan, bahwasannya, tanah airnya yang terdiri dari gunung dan tanjung, laut yang membentang luas tempat hidup pelbagai Biota laut, hutan yang subur yang ditumbuhi pelbagai aneka Flora dan Fauna serta dihiasi oleh bau harum semerbak Cengkeh, Pala dan Fuly, bukan sekedar kekayaan, tetapi selain sebagai sumber kesejahteraan, juga merupakan simbol identitas kultural, serta simbol martabat dan kedaulatan negeri ini.
Olehnya itu, sebut gubernur, tak mengherankan jika para sejarawan mengatakan, perjuangan kapitan Pattimura adalah salah satu sumber inspirasi lahirnya pelbagai perlawanan dan perjuangan di pelbagai daerah di Indonesia untuk merebut dan mempertahankan kedaulatannya bangsanya.
“202 tahun sudah perjuangan Pattimura, tetapi api perjuangannya selalu menyala. Dia telah mengajarkan kepada kita tentang makna dan arti penting menjadi seorang pejuang, bukan seorang pecundang. Pejuang yang rela mengorbankan seluruh jiwa raga untuk bangsanya, pejuang yang lebih mementingkan kepentingan bangsanya lebih dari kepentingan diri dan kelompoknya, pejuang yang selalu mau mengayomi, bukan sekedar mau diayomi, pejuang bukan mau dil
Sebagaimana diketahui, prosesi pembuatan obor Pattimura di Gunung Saniri sebagai tempat musyawarah sebelum Pattimura dan kawan-kawan menyerang Benteng Duurstede di Saparua sebagai tongkat perjuangan melawan kolonialisme penjajah Belanda pada 1817.
Hadir dalam peringatan HUT Pattimura dan Pengukuhan diantaranya Forkopimda Provinsi Maluku, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal, Pimpinan Umat Beragama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat.