Gubernur: Maluku Maju Sangat Bergantung Kita Merawat Persaudaraan

Gubernur: Maluku Maju Sangat Bergantung Kita Merawat Persaudaraan

Ambon, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Said Assagaff menilai, hebat dan majunya daerah ini, sangat bergantung kehebatan seluruh elemen masyarakat di daerah ini dalam merawat persatuan dan persaudaraan. Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Assagaff dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Hamin Bin Thahir, pada acara Safari Natal Pemprov Maluku di Negeri Waai, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (20/12).

Sementara menyinggung tentang Natal, Assagaff menyebutkan, Natal adalah juga tindakan “protes” Tuhan kepada manusia, yang mengalami krisis empati kepada sesamanya. Artinya, kata Assagaff, jika masih ada kemiskinan, keterbelakangan, keterpurukan, juga rusaknya persatuan dan persaudaraan, maka itu karena kita mengalami krisis empati yang mendalam.

Dia mengajak kita coba membayangkan, pada saat itu tidak ada satupun orang yang berempati terhadap penderitaan Bunda Maria yang hendak melahirkan.

Model masyarakat seperti apakah itu? Jika hal ini masih ada di antara kita, lalu apa artinya kebersamaan itu? Apa artinya juga persatuan dan persaudaraan? “Saya kira di titik ini, kita butuh kontemplasi. Sebab Maluku maju dan hebat sangatlah bergantung pada kehebatan kita dalam merawat persatuan dan persaudaraan,” tandasnya.

Natal, menurut Assagaff, adalah juga cerita tentang Tuhan menyapa kita. Tuhan telah mewujudkan empati, dan memberikan damai dalam bentuk Imanuel. Dia menyebutkan, Natal juga mengajarkan kita untuk bersimpati dan memberikan dukungan doa, kepada masyarakat Indonesia yang masih berduka, atas berbagai cobaan dan ujian alam, sambil berharap, semoga saudara-saudara kita itu tetap tabah dalam menghadapinya.

Selain itu, tambah Assagaff, Natal adalah peristiwa nyata yang bersifat faktual dan terpolarisasi di dalam sejarah dunia. Tema Natal tahun ini yakni “Imanuel: Allah beserta kita” seperti yang dikutip dari injil Matius pasal 1 ayat 23, adalah respons iman, karena yang kita jalani sampai hari ini, tangan Allah tetap menyertai dan memberkati. Janji-Nya tidak berubah, walau kadang komitmen kita sering berubah-ubah kepada-Nya.

Mengakhiri sambutannya, Gubernur Assagaff menyampaikan sejumlah pesan Natal dengan harapan, bisa menjadi kado yang indah.

“Pertama, menjelang akhir tahun 2017, kita diajak bersyukur untuk semua kemajuan pembangunan yang sudah dicapai, sambil terus berdoa, agar beberapa agenda penting, seperti Pesta Paduan Suara Gerejani Nasional dan Pemilihan Umum Kepala Daerah di Tingkat Provinsi serta Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual pada tahun 2018, bisa berjalan lancar dan sukses,” tuturnya.

Kedua, dia menyebutkan, karena Natal adalah perjumpaan Tuhan dengan manusia, maka perjumpaan pemimpin daerah dengan “basudara” yang merayakan Natal hari ini, adalah bagian dari cara membangun komunikasi sambungrasa dengan para “basudara” yang ada.

Kebersamaan tersebut, diharapkannya, bisa menjadi kekuatan damai sejahtera, untuk merawat ke-Maluku-an dan Ke-Indonesia-an. “Makanya kami ingin berdamai dengan hati ini, berdamai dengan sesama, juga lingkungan, sambil meneduhkan jiwa, agar kita semua menjadi pembawa damai yang abadi,” ujarnya.

Sedangkan yang ketiga, lanjut Assagaff, karena Yesus datang dalam bentuk kesederhanaan, maka jauhilah sikap konsumerisme juga matrialisme, karena itu bukan media yang tepat dalam menyatakan syukur atas kelahiran-Nya. Pesan keempat, Gubernur Assagaff mengajak kita sama-sama berdoa bagi keutuhan bangsa, sambil merawat Hidop Orang Basudara.

Karenanya beragam local wisdom, yang kita miliki, haruslah dimaknai untuk Maluku yang jaya. Pesan berikut, atau yang kelima, menurut Assagaff, pintarkanlah diri kita dengan media komunikasi secara santun dan bermartabat, hindarilah HOAX sebar luaskanlah pesan kedamaian dan persaudaraan.

“Sebab media komunikasi adalah alat pembelajaran membangun Maluku dan Indonesia yang damai dan sejuk. Termasuk untuk saling mengingatkan akan berbagai penyakit sosial seperti narkoba, judi, miras, HIVIAIDS, juga korupsi, kolusi dan nepotisme yang harus dihindari,” paparnya.

Pesan keenam, Assagaff mengajak, semua warga untuk meningkatkan kualitas SDM, untuk menghadapi perubahan sosial, termasuk dampak globalisasi pembangunan.

“Kami akan terus bekerja untuk Maluku rukun, religius, demokratis damai dan sejahtera. Kalau ada keterbatasan dalam pelayanan selama ini, saya yakin safari Natal ini, yang akan menjawabnya,” ujarnya.

Maksud lain yang hendak dia tegaskan, adalah dengan kedekatan bersama, pimpinan daerah lalu bisa menangkap betapa rakyat kita yang mendiami pulau-pulau itu, masih membutuhkan perhatian dan uluran kasih sayang.

“Inilah yang mendorong saya untuk kembali mencalonkan diri pada periode kepemimpinan kedua 5 (ima) tahun mendatang.

Sebab kepercayaan yang diberikan masyarakat Maluku kepada saya merupakan amanah dan harus diemban serta dipertanggungjawabkan dengan baik,” ungkapnya. Dia mengakui, memang banyak keluhan dan kritik yang dia dapatkan, tetapi semua itu adalah vitamin dalam membesarkan tekadnya, untuk terus bekerja dan melayani.

“Di sinilah betapa pentingnya arti seorang pemimpin, agar terus belajar dan memberi dirinya teladan. Saya bermaksud mengatakan itu, untuk menegaskan, bahwa di dalam rasa kebersamaan, kita mendapat banyak kesempatan memperbaiki dan membenahi diri,” imbuhnya.

Karena itu, dia katakan, spiritualitas seorang pemimpin, sangat menentukan bagaimana ia terbentuk sebagai sosok yang kuat, tetapi juga bagaimana masyarakat terlayani secara adil dan merata.

“Saya sendiri tidak bisa menjamin, apakah saya ada pada posisi itu, karena bapak dan ibu jualah yang berhak memberikan penilaiannya.

Maksud sebenarnya yang hendak disampaikan adalah, mari kita sama-sama mendoakan, agar ke depan Maluku mendapatkan kembali sosok pemimpin yang benar-benar hidup dengan semua rakyat di negeri ini.
Terutama dengan mereka yang miskin, terisolasi, dan yang sedang berada dalam krisis yang multidimensional,” ujarnya.

Atas nama pribadi dan Pimpinan Daerah, Assagaff menyampaikan terima kasih, sekaligus permohonan maaf yang sedalam-dalamnya, jika selama periode kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Zeth Sahuburua, masih terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan.

“Ada waktunya untuk kita menyempurnakan semuanya itu. Termasuk menjalani masa-masa cuti yang akan saya tempuh pada beberapa waktu mendatang.

Kami tetap berdoa, agar Natal Tahun 2017 dapat memberi damai sejahtera dan menghadirkan kebahagiaan untuk menjawab berbagai tantangan di tahun 2018,” demikian Assagaff.

Pos terkait