Ambon, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku, Murad Ismail melaunching Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tahun 2021, berlangsung dilantai tujuh kantor Gubernur, Jumat (1/10/2021). Turut dihadiri Sekretaris Umum Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Lilik Kurniawan.
Gubernur dalam sambutannya mengatakan ada berbagai rangkaian kegiatan dilakukan dalam peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana, diantaranya Focus Group Discussion ketangguhan daerah, semimar ketangguhan daerah, pembagian masker, peringatan hari air turun naik di tiga negeri, kalesang lingkungan dan perkantoran, sosialisasi pencegahan covid-19 dan mtigasi bemcana, gladi ruang gempa bumi dam tsunami, memfasilitas pelaksanaan bimbingan teknis penilaiam bangunan dan penanaman pohon, serta seminar internasioanl literisasi kebencanaan dan acara puncak peringatan.
Dirinya berharap dapat meningkatkan budaya sadar bencana bagi seluruh elemen masyarakat. Mengingat bencana yang terjadi di negeri ini sangat beragam dengan berbagai isu kebencanaan, terutama berkaitan geogrfais yang terdiri dari banyak pulau.
Untuk itu, menurutnya pendampingan dan dukungan dari BNPB RI maupun instansi lembaga lainnya termasuk tokoh agama sangat diperlukan sebagai sombar untuk bersama-sama meningkatkan ketangguhan daerah, dengan mengusung semboyan baku keku ketangguhan.
Sekretaris Umum BNPB RI, Lilik Kurniawan, mengatakan penyelenggaran peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana bertujuan untuk mengajak semua pihak termasuk akademisi, lembaha usaha, pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya pengurangan risiko sebelum terjadi bencana.
“Jadi kita tidak boleh menunggu bencana terjadi baru kita tergagap menolong masyarakat atau korban, namun sebelum bencana terjadi kita harus melakukan sesuatu. Maka di dalam Pengurangan Resiko Bencana ada pencegahan, mitigasi bencana, kesiapsiagaan, dan peringatan dini. Ini yang kemudian dilakukan setiap tahun pada bulan oktober,” tuturnya.
Dijelaskan, secara internasional Bulan PRB jatuh pada 13 Oktober, tetapi di Indonesia dilaksanakan dalam satu bulan Oktober, dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh daerah mulai dari sabang sampai merauke, berupa pra bencana dengan melakukan penguatan di sekolah melalui program satuan pendidikan tanggap bencana, dan di rumah dengan program keluarga tangguh bencana.
Perlu diketahui, gempa dan tsunami adalah bagian dari kehidupan masyarakat, tahun 2019 gempa terjadi di Maluku dan sekitarnya, dan paling terbanyak di Indonesia. Untuk itu, perlu adanya upaya kesiapsiagaan dari masyarakat di daerah teluk dan daerah lain yang termasuk dalam rawan tsunami.
Selain itu, kata Kurniawan juga dilakukan pembagian masker, dan penanaman pohon, mengingat Maluku sangat rentan tanah longsor, banjir bandang.
“Tadi sudah dilaunching oleh Gubernur mulai tanggal 1 dari aceh-papua melakukan kegiatan di daerahnya masing-masing, dan acara puncak pada 19 dan 20 Oktober mendatang, akan dihadiri Kepala BNPB bersama Menteri terkait, serta perwakilan dari seluruh daerah di Indonesia,”ucapnya. (***)