GUBERNUR LETAKAN BATU PENJURU RUMAH IMAM DAN RUMAH PENDETA

GUBERNUR LETAKAN BATU PENJURU RUMAH IMAM DAN RUMAH PENDETA

Kisar,Wartamaluku.com- “Masjid al-muhajirin sebenarnya sudah diresmikan pada tahun 2008. Namun karena agenda pemerintah propinsi sangat padat, maka sejak 10 tahun lalu baru bisa diresmikan pada saat ini” Dalam kunjungan kerjanya,Kamis 13/10 Gubernur Maluku Ir.Said Assegaf berkesempatan meresmikan serta meletakan batu penjuru pembangunan rumah imam masjid al-muhajirin di desa kotalama P. Kisar Kec.Pp. Terselatan dan rumah pendeta /pastori I jemaat GPM Imanuel Wonreli.

Rombongan Gubernur tiba di lokasi masjid al-muhadjirin yang telah dipagari siswa siswi SMA 1Pp.Terselatan itu sekitar pukul 09.00 Wit. Dan sambut dengan tarian shalawat oleh ibu-ibu pengajian dan dilanjutkan dengan pengalungan syal kepada gubernur dan rombongan. Acara kemudian dilanjutkan dengan laporan ketua panitia yang dibacakan oleh salah satu tokoh masyarakat desa kotalama Willem Thomas Lerrick.

Dalam sambutannya Lerrick mengatakan, cikal bakal berdirinya masjid al-muhadjirin di pulau kisar berawal dari tingginya kerukunan umat muslim pada tahun 1992 dimana pada saat itu jumlah umat muslim di kisar hanya terdiri dari 12 kepala keluarga dan 58 jiwa kaum muslimin dan muslimat.

Dari kebersamaan dan kerukunan umat di negeri inilah maka oleh almarhum bapak Philipus Cornelis telah memberikan tanah seluas 25×27 meter dengan biaya uang sirih pinang sebesar Rp. 2.500.000 dan pada saat itu langsung dibentuk panitia yang terdiri dari umat muslim dan nasrani (kristen) yang ada di desa kotalama dan desa wonreli dan tepat tanggal 9 maret 1993 dilakukan peletakan batu penjuru masjid tersebut oleh camat Pp.Terselatan Drs.L.B Tethool pada saat itu, jelas Lerrick.

Selanjutnya masjid tersebut baru di resmikan pada tanggal 23 Oktober 1993 oleh bupati Maluku Tenggara Hi.Husein Rahayaan. Saat itu masjid al-muhadjirin sempat mendapat bantuan sebesar 44 juta rupiah dari yayasan muhamadiyah Tual dan berkat swadaya masyarakat muslim dan nasrani pada saat itu maka masjid tersebut berhasil dibangun dengan menghabiskan anggaran sebesar 88 juta rupiah demikian Lerrick dalam laporannya.

Sementara itu Gubernur Maluku dalam sambutannya mengatakan, masjid menurut bahasa arab berarti merupakan tempat sujud atau tempat orang muslim mendirikan shalat. Akan tetapi menurut sejarah pemanfaatannya bukan saja merupakan tempat shalat tetapi untuk tempat diskusi serta pembinaan terhadap persoalan ke- umattan terang Assagaf.

Pada konteks ini lanjut dia, masjid mempunyai peran dan posisi yang sangat strategis bagi pengembangan ekonomi dan pendidikan ummat.

Dan sebagai kontrol sosial dalam pembangunan peradaban manusia dan bangsa. Jadi janganlah mempersempit apalagi mendistorsikan/menghilangkan fungsi dan peran masjid itu sendiri sebagai wahana ibadah ritual saja ungkap pria yang baru saja di anugerahi gelar adat Laintulu Yaluressy ini. pemda propinsi pada tahun kemarin mengalokasikan sejumlah anggaran untuk pembangunan gereja di P. Kisar untuk kepentinan umat.

Hal ini kata gubmal, perlu dilakukan kepada semua agama sebab yang dibilang umat itu bukan kristen atau islam tetapi semua manusia di muka bumi disebut umat, terangnya. Dia menambahkan,Seiring perkembangan jaman saat ini, masjid sebagai pusat peradaban umat semakin maju dan berkembang dimana pada setiap masjid dibangun pusat pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan,radio, percetakan dan sebagainya itu berarti peranan masjid sangat besar.

Pada zaman nabi Muhamad SAW para sahabat Al-Rasyida, masa Daulla Amawiyah, dan Abbasiyah masjid dibangun sebagai pusat pembelajaran khususnya baca dan tulis. Dan yang lebih mengesankan lagi yaitu nabi Muhamad dan para sahabat mengundang para guru dari kalangan non muslim seperti Kristen dan Yahudi untuk menjadi guru bagi orang-orang muslim. Ini berarti poin yang dapat dipetik adalah kerendahan hati dan saling menghargai di antara tokoh dan pemuka agama pada jaman itu karena para nabi seperti nabi Muhamad saja tidak pernah sombong apalagi kita sebagai orang biasa apa harus sombong? Tanya dia. Masjid sangat terbuka untuk melakukan ntransformasi peradaban umat. olehnya itu Gubernur berharap agar selalu mengedepankan sikap saling menghormati, saling menerima dan tolong menolong diantara sesama umat sehingga kondusifitas dan suasana yang egalitarianisme dengan sendirinya dapat terwujud.

Apalagi di Maluku yang memiliki local genius (kecerdasan lokal) dalam menata kehidupan bersama orang lain yang menghidupkan persaudaraan sejati berdasarkan falsafah hidup orang maluku yakni, “potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng patah dua” dimana berdasarkan itulah maka seluruh umat secara gotong royong dan bahu – membahu dalam setiap pembangunan masjid dan gereja serta tempat ibadah lainnya. Untuk itu dengan selesainya pembangunan masjid tersebut, gubernur sangat berharap kepada seluruh stakeholder di masjid al muhadjirin agar dapat menggunakan masjid tersebut sebagai pusat peradaban ummat dan masyarakat sebab rumah imam dan rumah pendeta (pastori) sebagai tempat silaturahim antar umat dan pemimpin agama bahkan meruakan rumah untuk menjamu para tamu yang datang.

Dalam Alkitab juga antara lain menyebutkan bahwa Abraham menyediakan rumah untuk menjamu para tamu allah yang sedang melakukan perjalanan. Rumah imam dan rumah pendeta dapat pula dipakai sebagai rumah untuk menyemai benih-benih toleransi dan perdamaian. Gubernur mengaku saat ini pemerintah propinsi maluku telah membangun islamic centre, kristen centre, khatolik centre sementara hindu dan budha centre masih dalam proses penyelesaian dan akan selesai pada tahun 2017. Dirinya berujar, Maluku akan dijadikan sebagai laboratorium kerukunan antar umat beragama terbaik di indonesia dan ini sudah direspon positif oleh Presiden RI Joko Widodo serta kementerian PU dan perumahan rakyat.

Diakhir komentarnya, Gubernur menghimbau agar dengan diresmikannya rumah imam dan rumah pendeta (pastori) di pulau kisar ini maka seluruh elemen masyarakat harus bekerja keras dalam menjaga maluku yang damai, aman, rukun, religius,berkualitas dan demokratis yang dijiwai semangat siwalima berbasis kepulauan dan berkelanjutan.

Peresmian masjid al muhadjirin ditandai dengan pengguntingan pita oleh isteri Gubernur Maluku Ny. Retty Assagaf. Pada kesempatan itu, sebelum melakukan peletakan batu penjuru rumah imam, di lokasi pengresmian, Gubernur berkesempatan malakukan penandatanganan prasasti “Gerakan Kisar cerdas dan Kisar bebas sampah” yang diprakarsai oleh angkatan muda daerah pulau kisar. Selesai peletakan batu penjuru rumah imam, rombongan gubernur bergerak menuju lokasi peletakan batu penjuru rumah pendeta (pastori) jemaat GPM Imanuel Wonreli.

Rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 10 : 15 Wit dan disambut oleh para pendeta dan seluruh pelayan jemaat GPM Wonreli yang ditandai dengan pengalungan syal kepada Gubernur Maluku. Setelah melakukan peletakan batu penjuru pastori I jemaat GPM Wonreli, Gubernur kemudian melakukan kunjungan singkat ke perpustakaan AM GPM daerah pulau kisar. (WM-Jeger)

Pos terkait