Ambon, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Drs. Murad Ismail berharap tradisi pukul sapu lidi di Negeri Mamala dan Morela, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, hendaknya dapat dipertahankan, dikembangkan dan dikemas menjadi atraksi budaya yang berkualitas.
“Peningkatan kualitas atraksi tersebut, diharapkan akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Maluku, yang tentunya akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur Murad, dalam sambutan tertulisnya, yang disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Hamin Bin Thahir pada Acara Adat Atraksi Pukul Sapu dalam Perayaan 7 Syawal 1440 Hijriah di Negeri Mamala, Rabu (12/6/2019).
Karena itu, gubernur berharap Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Maluku, beserta seluruh pemangku kepentingan, agar dapat mewujudkan atraksi pukul sapu lidi ini sebagai atraksi budaya unggulan di Provinsi Maluku.
Pemerintah Daerah Provinsi Maluku, kata gubernur memberikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan atraksi Pukul Sapu, yang biasa digelar 7 (tujuh) hari setelah Hari Raya Idul Fitri atau disebut juga Perayaan 7 (tujuh) Syawal.
“Moment kultural ini merupakan pagelaran budaya yang ditunggu oleh para wisatawan, baik lokal maupun manca negara, bahkan sudah menjadi salah satu ikon pariwisata daerah Maluku,” ungkapnya.
Menurutnya, atraksi Pukul Sapu Lidi merupakan atraksi budaya yang sangat unik dan menjadi tradisi masyarakat Negeri Mamala setiap tahunnya.
Tradisi pukul sapu lidi, disebutnya, merupakan manifestasi dari perjuangan para leluhur, diantaranya Kapitan Tulukabessy yang berjuang dengan gagah berani untuk mempertahankan tanah tumpah darah dan melepaskan diri dari belenggu kaum penjajah.
“Inilah sesungguhnya, semangat dan jati diri anak Maluku yang harus dipertahankan dan dikembangkan, mengingat dewasa ini terjadi telah pergeseran pola hidup masyarakat, dari pola hidup yang sosialis religius, egaliter dan hormat kepada nilai-nilai kearifan lokal, menjadi masyarakat liberal, sekuler, individualis dan kapitalis. Bahkan, semangat “etno-nasionalisme” semakin menguat yang menyebabkan sering terjadi perkelahian antar kelompok, terutama antar negeri di Maluku,” jelas gubernur.
Masih kata gubernur, semangat atraksi Pukul Sapu Lidi dengan melibatkan generasi muda Negeri Mamala hendaknya menjadi sumber inspirasi dalam membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat Maluku untuk bersatu, serta merawat kerukunan hidup orang basudara.
“Saya yakin dan percaya, dengan semangat membangun negeri raja-raja, berdasarkan semangat siwalima, Pela dan Gandong dan sebagainya, kita bersama-sama dapat mewujudkan hal tersebut,” tandas gubernur.
Turut hadir dalam acara tersebut Ibu Widya Murad Ismail, Firkopimda Maluku, Tokoh masyatakat, tokoh adat.