Gubernur Buka Seminar Internasional 350 Tahun Perjanjian Breda Di Banda

Gubernur Buka Seminar Internasional 350 Tahun Perjanjian Breda Di Banda

Banda, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Ir. said Assagaff membuka Seminar Internasional Memperingati 350 Tahun Perjanjian Breda, di Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (11/11/2017). “Seminar internasional tentang perjanjian Breda ini sangat penting dan strategis, untuk kita lakukan berdasarkan tiga alasan utama,” ujar Assagaff.

Pertama, menurut dia, Perjanjian Breda menegaskan bahwa pada masa lalu Maluku dan khususnya Banda merupakan pulau rempah-rempah yang sangat kaya, sehingga secara geo-ekonomi punya pegaruh sangat besar dalam perdagangan internasional dan perubahan iklim sosial budaya dan politik global.

“Sebagai contoh proses penyiaran agama dilakukan melalui jalur perdagangan, dan karena harum semerbak perdagangan rempah-rempah itu pula yang melahirkan proses kolonialisasi di daerah ini dan Nusantara secara umum,” tuturnya.

Kedua, lanjut Assagaff, seminar ini juga sejatinya dapat menjadi momentum untuk mengembalikan lagi kejayaan rempah-rempah di bumi raja-raja ini. Baik dalam posisinya sebagai komoditi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi juga menjadi simbol identitas kultural masyarakat Maluku.

“Dan yang ketiga, mengenang perjanjian Breda dapat kita jadikan sebagai media dialog dan silaturrahim lintas peradaban, antara Maluku, khususnya Banda dengan Belanda, Inggris, dan Amerika,” terangnya.

Dimana masa lalu itu, menurut Assagaff, bukan dijadikan alasan untuk bermusuhan, tetapi menjadi momentum untuk membangun pertalian sejati.

Sebagaimana diketahui, sejak awal abad ke-12, Kepulauan Banda menjadi sentral perdagangan rempah-rempah dunia. Pada masa itu, Pulau Rhun yang hanya memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km menjadi begitu krusial karena nilai rempah pala (baca: dari pohon pala; Myristica fragans) dimana hanya ditemukan di Kepulauan Banda dan memiliki kepentingan ekonomi besar bahkan mengubah peta perdagangan dunia.

Akibatnya, Inggris dan Belanda terlibat dalam pertempuran demi pertempuran demi mendapatkan Pulau Rhun sekaligus pala-nya. Hingga akhirnya terjadilah Perjanjian Breda, yaitu penawaran pertukaran Pulau Rhun sebuah pulau vulkanik kecil yang dikuasai Inggris ditukar dengan Manhattan sebuah pulau dengan tanah rawa di ujung selatan Sungai Hudson, satu dari lima bagian kota yang membentuk New York kini.

Seminar internasional ini sendiri, merupakan acara yang menutup Pesta Rakyat Banda 2017, yang digelar sejak 11 Oktober hingga 11 November 2017. Pesta Rakyat atau disebut juga Festival Rakyat Banda ini, menghadirkan serangkaian kegiatan seperti bazar kerajinan tangan, pameran, kelas penulisan, kelas menggambar sketsa, hingga pertunjukan tari, musik, serta teater.

Perhelatan Pesta Rakyat Banda diharapkan mampu membangkitkan kembali ingatan tentang pentingnya Kepulauan Banda dalam sejarah Indonesia. Kegiatan ini juga demi membuka mata dunia untuk melihat dan menikmati keindahan Banda dan kekayaan sejarahnya yang telah memberi warna unik pada budaya lokal. (WM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *