Ambon, Wartamaluku.com – Memasuki Minggu Adventus I bagi umat Kristiani, Gubernur Maluku Said Assagaff mencanangkan Penyalaan Pohon Natal Mangga Dua Klasis GPM Kota Ambon Tahun 2017, di kawasan Mangga Dua, Minggu (3/12) dini hari.
“Ada banyak alasan untuk mempersembahkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, selain karena kesempatan yang sangat berbahagia ini, tetapi lebih lagi, karena persaudaraan hidup diantara kita terpelihara dengan indahnya, sehingga acara pencanangan Pohon Natal Mangga Dua, sebagai tanda dimulainya Minggu-minggu Adventus 2017, berlangsung dengan hikmah,” ujar Gubernur Assagaff.
Assagaff katakan, ini adalah bukti, bahwa kita saling memiliki, mendukung dan menopang. Dia mengaku memiliki saudara-saudara dan yakin mereka pun merasakan hal yang sama. Karena itu, menurut Assagaff, mungkin lebih tepat disebut, bahwa kehadirannya di acara subuh ini, adalah selain sebagai seorang pemimpin, juga sebagai saudara dalam komunitas warga Mangga Dua. Sehingga nuansa berbagi kasih menjadi suasana abadi di antara mereka.
“Setiap kali merayakan minggu-minggu Adventus, adalah sama dengan mengingatkan kita tentang sebuah penantian. Hal menanti, adalah sebuah pekerjaan yang tidak hanya diisi dengan berpangku tangan dan pasrah, melainkan harus dengan kerja nyata dalam berbagai dimensi tugas dan tanggung jawab. Atas momentum yang terjadi di tempat tersebut, Assagaff meminta diperkenankan menyampaikan beberapa hal terkait acara pencanangan tersebut.
“Pertama, acara pencanangan ini, bukan sebuah seremoni berulang. Tetapi memiliki makna terdalam, dalam kerangka menjadikan kawasan Mangga Dua sebagai kawasan yang Indah dan asri,” tuturnya. Dari kawasan ini pula, lanjut Assagaff, Kota Ambon ikut menjadi terang dan Indah. Dia mengaku, memang tidak sedang membahas diksi terang itu, tetapi dirinya yakin kita semua adalah anak-anak terang untuk negeri dan persada ini.
“Kedua, Pohon Terang Mangga Dua sudah dikenal oleh seluruh warga di negeri ini, juga diberbagai media massa, bahkan meluas sampai media sosial. Saya yakin, keberadaannya pun, akan menjadi objek selfie dan ziarah iman warga di kota ini. Karena itu, mari kita jaga keamanan dan ciptakan ketertiban,” ujar Assagaff.
Yang ketiga, lanjut Assagaff, setiap orang yang melihat Pohon Natal ini dan mendatanginya, mereka tidak hanya mengagumi gemerlapnya lampu hias, tetapi sebetulnya mereka sementara merasakan keagungan kasih Tuhan yang menyinari bumi.
“Artinya, cahaya dari pohon ini, akan menghalau kegelapan, dan memberikan suasana yang Indah, teduh dan penuh pengharapan,” tandasnya.
Lalu apa makna filosofis di balik pencanangan ini? Assagaff menduga, jawaban semua yang hadir pada acara tersebut sama, yaitu kebersamaan dan persaudaraan harus dikuatkan. Ada acara peduli lingkungan dengan aksi menanam pohon yang dilakukan kemarin, ada juga acara Mangga Dua Panggil Pulang, pun aktivitas sosial lainnya. Assagaff memastikan, bahwa semua ini mesti menjadi modal sosial dalam kerangka membangun Maluku yang lebih bermartabat dan toleran. Ini prinsip yang sesungguhnya tidak boleh tercabut.
“Saya melihat hal ini sebagai suatu kekuatan yang dalam masa-masa krisis beberapa tahun lalu, coba digembosi untuk merusak citra hidup,” ungkapnya.
Assagaff berharap, semoga dari ketinggian kawasan tersebut, terang pohon Natal Mangga Dua menyala dan menyinari hati semua orang, dan biarlah cahayanya terpancar terus dari kawasan ini untuk Maluku dan Indonesia yang damai.