Ambon,wartamaluku.com- Gubernur Maluku Said Assagaff memberikan apresiasi kepada para guru di Maluku, terkait perolehan hasil Ujian Nasional (UN) di daerah ini yang meningkat dibanding tahun sebelumnya. “Berkat kerja keras para kepala sekolah dan para guru, tahun ini kita memperoleh hasil UN yang meningkat 0,43 persen dari tahun 2016. Tahun 2016 rata-rata nilai UN adalah 55,66 persen meningkat menjadi 56,09 persen di tahun 2017,” ujar Gubernur pada Rapat Koordinasi Kepala Sekolah SMA dan SMK se-Provinsi Maluku, di Baileo Siwalima, Karang Panjang Ambon, Jumat (12/5/2017).
Assagaff katakan, meskipun kenaikan tersebut belum signifikan, tetapi dia berharap di tahun-tahun mendatang, kenaikan akan semakin nyata lagi. “Apalagi setelah adanya pelimpahan urusan pendidikan menengah (SMA sederajat) ke Pemerintah Provinsi Maluku,” kata Assagaff.
Saat ini guru SMA dan SMK di Maluku, sebutnya , berjumlah 7.795, dengan jumlah guru honor sebanyak 2.091 (26,82 %).
Dari sisi kuantitas, lanjutnya, Maluku masih kekurangan guru, khususnya guru produktif di SMK. “Secara kualitas, Maluku masih diperhadapkan dengan permasalahan guru, seperti masih banyak guru honor yang belum berkualifikasi S1, dan guru mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan,” ungkapnya.
Terhadap permasalahan ini, dirinya berharap, melalui kegiatan Rakor tersebut, ada solusi yang direkomendasikan kepadanya selaku Gubernur.
“Selain itu saya ingatkan juga kepada para kepala sekolah, untuk dapat mengelola anggaran BOS secara efektif dan akuntabel, karena pemerintah telah menyediakan anggaran BOS yang sangat besar bagi sekolah, yang terdiri atas BOSNAS dengan anggaran sebesar Rp.122.742.200.000, dengan harga satuan Rp.1.400.000/siswa/tahun. Dan BOSDA sebesar Rp 43.801.000.000, dengan harga satuan Rp.500.000/siswa/tahun,” tandasnya.
Gubernur berharap, anggaran yang sebesar itu dapat dimaksimalkan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Satuan Pendidikan.
“Saya mau mengingatkan, kualitas pendidikan kita jangan sekedar diukur dari kemampuan hard skill atau hard competency-nya saja. Tetapi juga soft skill atau soft competency-nya. Karena ujian terbesar yang sedang mengitari bangsa kita dewasa ini, mengakibatkan kita kehilangan keadaban privat dan keadaban publik, yang nyaris mengakibatkan disintegrasi,” pungkasnya.(WM-UVQ)