Ambon, Wartamaluku.com – DPRD Provinsi Maluku meminta kepala daerah untuk lebih proaktif untuk menyelesaikan berbagai persoalan, salah satunya adalah konflik antar warga yang kerap terjadi di Maluku, seperti konflik antara warga Desa Latu dan Hualoy, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
“Oleh karena itu saya berharap, para kepala daerah, baik bupati/wali kota, camat dan kepala desa itu bisa lebih proaktif dengan memfasilitasi persoalan-persoalan ini secara baik,” kata Ketua DPRD Provinsi Maluku, Edwin Adrian Huwae kepada wartawan, di Ambon, Senin (6/5).
Pernyataan Ketua DPRD Provinsi Maluku ini, terkait dengan tewasnya Syamsul Lussy (38), seorang warga Desa Hualoy, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat lantaran dianiaya pada Sabtu (4/5) siang. Dia mengalami luka bacok pada beberapa bagian tubuhnya di perairan perbatasan Desa Latu dan Hualoy.
Akibat jatuhnya korban jiwa itu, warga Desa Hualoy yang tidak terima melakukan pemalangan jalan dengan cara pengecoran menggunakan batu dan semen. Hal ini menyebabkan, warga yang hendak menuju Pulau Ambon dari Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur menjadi terhalang.
Menurut Edwin, tidak semua masalah itu menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Maluku. “Mana tanggung jawab seorang bupati, camat dan kepala desa sehingga masalah tersebut menjadi berlarut-larut,” tanya dia.
Masih menurut dia, sumber dan akar masalah baik itu di Desa Latu dan Hualoy maupun desa lainnya di Maluku, harus mampu diidentifikasi oleh para kepala daerah tingkat kabupaten, agar masalah-masalah seperti itu tidak lagi terjadi.
“Yang sangat kami (DPRD) sayangkan adalah, kejadian tersebut sampai pada titik menghilangkan nyawa orang. Ini yang saya kira merupakan kegagalan dari pemerintah kabupaten khusus SBB, sehingga masih ada saja bentrok antar kedua desa bertetangga itu,” tandas Edwin.