Jakarta,Wartamaluku.com – Secara serentak 12 Bakal Calon Kepala Daerah (Bakaclda) Gubernur – Wakil Gubernur Maluku mengikuti Fiet And Proper Test di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
Dari 12 tersebut, salah satunya Bakalcada Gubernur Johozua Max Yoltuwu (JMY) menarik perhatian dari tim acesor dengan konsistennya untuk membangun Maluku mulai dari desa. dengan memupuk semua kemungkinan lintas pemerintah dan lembaga dalam membina atau mengakomodir kepentingan dari stekholder terkait, serta tokoh agama, masyarakat, adat dan lain-lain.
Sehingga menjadi target gol yang dicapai, dengan adanya keseragaman konsep. “Jadi saya kira menarik dan saya langsung menyampaikan ide atau pikiran yang paling mungkin dikembangkan dalam membangun Maluku kedepan, yang di mulai dari desa dan hal ini mendapat respom baik dari acesor,”ungkap JMY kepada wartawan usai mengikuti Fiet And Proper Test.
Menurutnya, dalam membangun daerah tidak boleh disamaratakan satu sama lain, apakah pulau buru spesifik apa, kawasan seram dan trans seram seperti apa, gugus pulau di yamdena, tanimbar, kepulauan wetar. Melainkan dengan kearifan lokal dan potensi yang dimiliki kemudian dibedah dari hasil pengamatan yang dilakukan dari berbagai pihak. Kemudian dilegitasikan dan didiskusikan dengan legislatif menjadi program kerja pemerintah daerah tahunan maupun jangka menengah dan jangka panjang.
Misalnya, kata Yoltowu Ambon yang boleh dikatakan sudah terlalu padat. Untuk iti, perlu ada penataan ruang baru dalam rentang waktu yang segera dicanangkan supaya terjadi pergeseran masyarakat dalam konteks pendayagunaan yang pas untuk kehidupan masyarakat berkelanjutan. “Jadi tidak berdempetan terus kemudian mengakibatkan rawan bencana, longsor, pangan, konfik kecil di masyarakat. Sehingga memang harus di klaster,”tuturnya.
Dirinya mencontohkan, Maluku utara yang sudah membedah Sofifi sebagai ibukota provinsi. Memang lima tahun pertama tantangannya luar biasa karena pergeseran kelaziman pegawai dan jajaran pemerintah jauh dan lain-lain.
Tetapi belakangan terakhir menarik dan semua pengedapan masyarakat dan sumber daya lokal terfasilitasi dan pemerintah sudah punya spirit yang bagus terhadap posisi ibukota. Untuk itu, ibukota provinsi Maluku perlu dipindahkan, dan Ambon menjadi kota budaya, musik, pendidikan, parawisata, industri dan lain sebagainya.
Selain pembangunan desa, kata Dirjen pengembangan daerah tertentu, Kementrian Desa pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi ini perlu dilakukan reformasi birokrasi, yang diisi dengan ASN yang tepat dengan rancangan profesi dan kapasitas yang di miliki.
Sehingga sumber daya manusia baik di level daerah maupun nasional secara berjenjang bisa berasal dari seluruh daerah di Maluku, bukan hanya dari sekitar ibukota provinsi dan kabupaten.
“Saya juga seorang perantau kelas berat yang mungkin hampir tidak ada ada tandingan. Saya kira fakta itu menunjukan bahwa kita harus berpikir lebih konkrit terkait pendayagunaan potensi sumber daya manusia dalam membangun Maluku kedepan,”terangnya.
Semuanya itu, menurut dia dibutuhkan kerjasama Bupati dan Walikota sesuai visi dan misi, sehingga menjadi panduan green desain yang menjadi pergerakan dari semua pihak, dalam membangun Maluku ke arah yang lebih baik. (WM-8)