Elektabilitas Petahana Cenderung Stagnan, Masyarakat Maluku Ingin Pemimpin Baru

Elektabilitas Petahana Cenderung Stagnan, Masyarakat Maluku Ingin Pemimpin Baru

Ambon, Wartamaluku.com – Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang ikut dalam ajang Pilkada tahun 2018 mendatang, masyarakat pun mulai mengatakan keinginannya. Hal tersebut diungkapkan hasil survey Konsultan Citra Indonesia (KCI) – Lingkaran Survey Indonesia (LSI).

Peneliti Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Ikrama Masloman mengatakan berdasarkan hasil survey yang dilakukan per september 2017 pada tingkat elektabilitas petahana yakni Said Assagaff cenderung stagnan pada angka 32,3 persen dibandingkan dengan survey elektabilitas pada Mei 2017 lalu yang berada pada posisi 31,1 persen. Demikian antara lain keterangan Ikrama kepada wartawan di Ambon, Rabu (18/10).

“Elektabilitas petahana berdasarkan hasil survey yang dilakukan per bulan Mei itu 31,1 persen, lalu pada survey kedua di bulan September 2017 itu naik 1,2 persen menjadi 32,3 persen,”ujar Ikrama.

Peluang kandidat lain untuk meningkatkan elektabilitas pun ikut ditingkatkan. Misalnya, Murad Ismail. Komandan Korps (Kakor) Brimob Republik Indonesia itu berhasil mengenjot elektabilitasnya hingga 9,7 persen.

“Pa Murad berhasil meningkatkan elektabilitasnya yakni pada survey awal 1,2 persen sedangkan pada survey kedua naik menjadi 10,9 persen disusul Barnabas Orno yang survey awal 4,3 persen naik pada survey kedua 8,8 persen atau meningkatkan 4,5 persen,”jelasnya.
Meningkatnya tingkat elektabilitas Murad Ismail dikarenakan publik Maluku menginginkan adanya perubahan dan mayoritas menghendaki agar adanya pemimpin baru di Maluku.

Keinginan perubahan itu muncul dikalangan publik Maluku lantaran kepemimpinan lima tahun Said Assagaff diyakini tidak membuat perubahan.

Bahkan, publik menaruh nilai 2,6 persen lebih buruk dan 52,4 persen menilai tidak ada perubahan yang signifikan. Dia memberikan signal, agar petahana dapat meningkatkan elektabilitasnya jelang Pilgub 2018 mendatang.

“Saat ini, mereka yang menginginkan Gubernur baru sebesar 43,8 persen, sementara yang menginginkan untuk mempertahankan Gubernur lama sebesar 31,2 persen.

Sedangkan untuk 25,0 persen tidak menentukan pilihannya. Tentunya ini menjadi ‘Lampu Kuning’ bagi petahana,”ungkap Ikrama. Mereka yang menginginkan gubernur baru kata Ikrama, meningkat dibandingkan pada survey periode sebelumnya yang hanya sebesar 32,3 persen.

Dimana terjadi peningkatan sebesar 11,5 persen. “Jika keinginan atau sentimen masyarakat Maluku yang menginginkan kepemimpinan yang baru, maka bisa menjadi Tsunami bagi Petahana di Pilgub 2018 mendatang,”katanya.

Disamping itu, publik juga menilai kekuatan petahana saat ini rapuh. Pasalnya, dari rilis yang diterima media ini hanya sekitar 23,1 persen yang menilai petahana Said Assagaff kuat dan sulit dikalahkan.

Sementara 45,0 persen publik di Maluku menyatakan Said Assagaff masih bisa dikalahkan dan sebesar 31.9 tidak memberikan jawaban atas survey yang dilakukan. “Publik juga memberi nilai bagi bahwa Petahana bisa dikalahkan yakni sebesar 45,5 persen,”bebernya. (WM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *