Ambon, Wartamaluku.com – Perekonomian Provinsi Maluku tumbuh positif, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2020 yang tercatat tumbuh 4,01% (yoy), meski masih lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2019 yang tumbuh sebesar 4,73% (yoy).
Pada triwulan I 2020 pertumbuhan ekonomi Maluku lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,97% (yoy).Kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Noviarsano Manullang pas penjelasan rilis Rabu 13/5/2020.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi Lembaga Non Profit melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan Konsumsi Pemerintah mencatatkan pertumbuhan positif.
Konsumsi LNPRT dan konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh masing-masing sebesar 7,66% (yoy) dan 3,36% (yoy) didukung oleh perbaikan pendapatan dan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Maluku, serta terjaganya inflasi bahan pokok. Kinerja LU Konsumsi LNPRT sangat dipengaruhi oleh konsumsi organisasi sosial, organisasi kesehatan, serta organisasi keagamaan di Maluku.
Menurutnya, pasca meluasnya COVID-19 di Indonesia, terdapat berbagai aktivitas sosial yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Maluku.
Aktivitas ini berupa pemberian bantuan di bidang kesehatan terutama kepada institusi rumah sakit di Maluku. Selain itu, aktivitas sosial berupa pemberian bantuan bahan pokok kepada masyarakat terdampak COVID-19 juga meningkat. Konsumsi LNPRT diperkirakan tetap tinggi di sepanjang masa pandemi COVID-19.
Sementara tu, konsumsi Pemerintah meningkat ditopang oleh belanja operasional, terutama untuk operasional pegawai dan belanja barang dan jasa. Realisasi belanja operasional APBD Provinsi Maluku memiliki pangsa lebih dari 95%, atau mencapai Rp272 miliar. Konsumsi Pemerintah juga ditopang oleh belanja pemerintah untuk pencegahan dan penanganan COVID-19.
Selanjutnya, Konsumsi Rumah Tangga (RT) juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,28% (yoy) pada triwulan I 2020. Kinerja konsumsi RT yang meningkat terutama ditopang oleh konsumsi makanan dan minuman, konsumsi akomodasi, dan konsumsi transportasi.
Dia mengatakan COVID-19 di Maluku baru dirasakan pada akhir Maret 2020 sehingga belum berdampak signifikan terhadap konsumsi masyarakat Maluku triwulan I 2020. Permintaan dari masyarakat yang tinggi juga tercermin dari aktivitas perdagangan antar daerah ke Maluku, terutama perdagangan bahan pokok yang didatangkan dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), kinerja ekonomi ditopang oleh LU Pengadaan Listrik dan Gas. LU Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh 7,82% (yoy) pada triwulan I 2020. Kinerja LU ini ditopang oleh tingginya aktivitas pembangunan proyek kelistrikan di Maluku, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Desa Namlea, Kabupaten Buru, dengan kapasitas produksi listrik hingga 10 MW.
Proyek ini merupakan rangkaian dari 15 proyek kelistrikan pendukung pembangunan program 35.000 MW yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, dan ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan listrik di daerah 3T.
Selanjutnya, kinerja ekonomi Maluku juga ditopang LU Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mampu tumbuh 6,92% (yoy), sejalan dengan tingginya permintaan terhadap fasilitas jasa kesehatan di Maluku sebagai upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 di Maluku.
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku juga berupaya meningkatkan pasokan APD, hand sanitizer, serta masker yang berdampak pada tingginya aktivitas ekonomi pada LU ini. Selain itu, tingginya aktivitas pemeriksaan kesehatan oleh masyarakat juga turut menopang kinerja LU ini.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Maluku 2020 tetap positif. Ekonomi Maluku pada triwulan II 2020 diperkirakan masih akan dibayangi oleh dampak COVID-19.”ungkapnya.
Adapun, beberapa LU yang terdampak adalah LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Industri Pengolahan. Sedangkan dari sisi permintaan, dampak COVID-19 akan membatasi Konsumsi RT serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB).”tuturnya. (**).