Ambon, Wartamaluku.com – Komisi III DPRD Maluku menggelar rapat bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam hal ini PD Panca Karya, PT Dok Wayame dan PT Maluku Energi Abadi (MEA) dan Bank Maluku Malut.
Rapat yang berlangsung di balai rakyat, karang panjang Ambon, kamis (12/08/2021) dipimpin komisi III Richard Rahakbauw didampingi Sekretaris Komisi III Rovik Afifudin beserta anggota komsi III lainnya.
Usai rapat,Sekretaris Komisi II Rovik Afifudin kepada wartawan mengatakan untuk PD PAnca Karya memiliki progres luar biasa dari sisi PAD. Hal ini berbanding terbalik dengan PT Dok Wayame yang masih sangat rendah hanya Rp250 juta.
“Dok Wayame saham kita cuma 48 persen, sisanya dari PT Dok Surabaya itu yang kita perbincangkan agar kedepan lebih baik. bisa saja kita membalikan sahamnya, kita yang lebih 58 dan surabaya 42,”tuturnya.
Sementara PT Maluku Energi Abadi (MEA) saat ini masih dalam proses tahap tujuh baik itu Blok Masel, Blok Bula dan non bula.
“Untuk perkembangannya akan kita evaluasi dua minggu kedepan,”cetusnya.
Sedangkan Bank Maluku Malut di tahun 2024 modal inti sudah harus mencapai Rp3 triliun, dimana untuk saat ini baru Rp1,2 triliun.
“Saat ini Bank Maluku Malut modal intinya barul Rp1,2 trilun, masih kurang Rp1,8 triliun. Jiksa sampai 2024 tidak mencapai Rp3 triliun maka Bank Maluku Maluku Utara akan turun statusnya menjadi Bank Perkreditan,”ungkapnya.
Menurutnya, Bank Maluku Malut harus mengambil langkah-langkah strategis dalam penataan manajemen dan fasilitas dengan mengikuti perkembangan. Upaya lainnya melakukan konsulidasi dengan kabupaten/kota untuk meminta penambahan penyertaan modal, namun dirinya merasa hal tersebut tidak akan mampu.
“Makanya harus ada langkah strategis lainnya, nanti dibuat oleh Bank Maluku baru disampaikan ke komisi,”ucapnya.(**)