Dirjen PDSP KKP Kunjungi Aru

Aru, Wartamaluku.com – Direktorat Jenderal Penguatan daya saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Rifky Effendi Hardijanto melakukan kunjungan kerja di kabupaten kepulauan Aru,Rabu 25/7/2018.

Hardijanto yang di dampingi para stafnya tiba di bandara Rargwamar Dobo sekitar pukul 10.27 Wit. langsung di sambut meriah oleh Forkopimda Kabupaten Kepulauan Aru.

Kunjungan sang dirjen di kabupaten kepulauan Aru diawali dengan melihat secara langsung proses aktifitas beberapa perusahan swasta di bidang perikanan yang ada di belakang wamar serta mengunjungi Pelabuhan perikanan pantai.

Dalam keterangan persnya menjelaskan Maluku adalah wilayah produk perikanan terbesar di antara sebelas wilayah lainnya di Indonesia yang menghasilkan 2,6 juta ton pertahun.

Menurutnya, sebelum kepemimpinan Menteri Susi maraknya terjadi ilegal fishing di Indonesia termasuk Maluku sehingga dengan diberlakukan moratorium, agar masyarakat dapat menikmati hasil sendiri dengan menyiapkan berbagai infrastruktur, sarana dan prasarana termasuk sistem logistik guna membawa hasil laut yang kita miliki dipasar dalam dan laur negeri.

Lanjut Hardijanto menjelaskan terkait dengan pasar luar negeri selama ini pelabuhan pengekspor hasil perikanan hanya berpusat di Jakarta, Surabaya, Bali dan sekarang di mulia di Makassar.
“Sehingga tujuannya ke Maluku khususnya Aru, Tual dan Ambon untuk melihat perkembangan produk perikanan dan infrastruktur penunjang agar bisa dijadikan sebagai kawasan ekspor ke pasar luar negeri.
Itu menjadi tujuan utama saya berkunjung ke Maluku” ungkapnya.

Diungkapkannya untuk menjadikan Maluku sebagai kawasan ekspor ke pasar luar negeri didukung dangan infrastruktur pendukung yang memadai, diantaranya sarana penunjang transportasi nelayan, saranan tangkap nelayan, ketersediaan listrik, Air bersih dan BBM semua itu menjadi rangkaian penguatan membangun logistik.

Hardijanto menambahkan setelah melakukan berkunjung di Aru dirinya bersama rombongan akan meninjau perkembangan potensi perikanan di Tual dan Ambon. Sehingga kendala yang ditemui dilapangan terkait pembangunan infrastruktur penunjang akan di dorong guna mempercepat dan menjadikan Maluku sebagai kawasan ekspor ke pasar luar negeri.(WM)

Pos terkait